tribunwarta.com – Sebuah jembatan di jalur alternatif yang menghubungkan wilayah Trenggalek bagian selatan dengan Kabupaten Ponorogo, tepatnya di Desa Tangkil, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur ambrol tergerus air saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut, Rabu dini hari.
Peristiwa alam itu menyebabkan kendaraan yang ingin melintas dari Trenggalek menuju Ponorogo melalui Kecamatan Panggul harus berbalik arah dan mengakses Kota Reog dari Kabupaten Pacitan ataupun melalui Kota Trenggalek via Kecamatan Tugu.
Demikian pula sebaliknya. Kendaraan dari Ponorogo yang ingin ke Trenggalek tak bisa lagi melalui jalur alternatif yang ada di sisi tenggara daerah itu.
“Kejadiannya tadi pagi sekitar pukul 04.00 WIB. Itu jalan Kecamatan Panggul menuju wilayah Kabupaten Ponorogo. Jalan itu belum bisa dilalui sehingga harus memutar arah kalau ke Ponorogo via Panggul,” kata Camat Panggul Agus Dwi Karyanto di Trenggalek.
Putusnya akses jalan penghubung itu membuat arus ekonomi di kedua wilayah terganggu. Sebab akses itu menjadi sarana vital bagi perekonomian masyarakat.
Selain menghubungkan ke arah Ponorogo, jalan di jembatan yang ambrol itu juga menjadi akses utama warga ke Pasar Tangkil yang letaknya sekitar setengah kilometer dari jembatan yang amblas.
Agar tak melumpuhkan perekonomian, Agus mengatakan pihaknya tengah mengupayakan perbaikan dengan membuat jembatan darurat di jembatan yang rusak sepanjang 8 meter dan lebar 3 meter itu.
“Hari ini kami lakukan upaya perbaikan dengan membuat jembatan sementara. Karena jalan itu merupakan akses vital untuk perputaran ekonomi masyarakat, itu arah ke Pasar Tangkil juga. Jadi sementara waktu untuk kendaraan roda dua maupun pejalan kaki, kalau untuk kendaraan roda empat kami upayakan jembatan darurat ini bisa dilalui juga,” katanya.
Plt Badan Penanggulangan Bencana Daerah Trenggalek, Ahmad Budiharto menambahkan, sebelum ambrol jembatan itu sudah menunjukkan gejala kerusakan.
Di antaranya adalah terjadi kerusakan di bawah jembatan berupa retakan sehingga membuat rongga dan menjadi celah air masuk yang membuat dampak kerusakan bertambah parah.
Kondisi itu disebut sudah berlangsung lama, namun belum ada tindakan perbaikan.
“Dulu sudah kami laporkan. Jadi secara tidak langsung ini imbas bencana alam juga. Karena proses itu berlangsung cukup lama sehingga menggerus kekuatan konstruksi bangunan dan puncaknya ambles dan ambrol itu,” kata dia.