tribunwarta.com – Jakarta, CNBC Indonesia– Penjualan listrik PT PLN (Persero) mengalami kenaikan signifikan di masa pemulihan ekonomi pasca pandemi. Penjualan kumulatif PLN sampai dengan November 2022 mencapai 250,4 Terawatt Hour (TWh) atau tumbuh sebesar 6,61% secara year-on-year (yoy).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pemulihan ekonomi menjadi salah satu pendorong pertumbuhan listrik di tahun ini. Ia menjelaskan konsumsi listrik di sektor rumah tangga masih mendominasi, meski dari sisi industri dan bisnis sudah jauh lebih baik dibandingkan masa pandemi.
“Ini menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kami PLN tentu siap mendukung pertumbuhan ekonomi dengan pasokan listrik yang andal sehingga khususnya sektor Industri dan Bisnis bisa bersaing dan makin tumbuh,” ujar Darmawan dikutip dari siaran pers, Selasa (27/12/2022).
Dia merinci, sektor yang berkontribusi paling besar pada konsumsi listrik di 2022 adalah segmen rumah tangga sebesar 106,23 TWh (42,43%). Kemudian disusul segmen industri sebesar 81,17 TWh (32,42%), segmen bisnis sebesar 43,99 TWh (17,57%), segmen sosial sebesar 9,18 TWh (3,67%), dan segmen publik sebesar 7,82 TWh (3,13%).
“Perekonomian yang sudah membaik pada periode pasca pandemi ini berdampak langsung terhadap pertumbuhan penjualan energi listrik PLN, khususnya pada segmen industri dan bisnis,“ungkapnya.
Darmawan memaparkan, untuk segmen rumah tangga, industri, dan bisnis masing-masing tumbuh 0,55%, 10,55% dan 13,8% secara YoY. Ditambah kegiatan belajar mengajar dan ibadah yang mulai dilakukan secara offline, penggunaan listrik pada segmen sosial juga bertumbuh hingga 16,51%.
“Pada November 2022 saja, kami berhasil membukukan penjualan tenaga listrik sebesar 22,9 TWh. Jika dibandingkan dengan penjualan November tahun lalu, ada kenaikan sebesar 2,31%,” tambahnya.
Menurut dia, faktor pendorong peningkatan konsumsi listrik tersebut disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat, yang sebelumnya bertumpu pada energi berbasis BBM ke energi listrik. Di samping itu, PLN juga terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penjualan energi listrik dengan menyokong kegiatan-kegiatan produktif masyarakat.
Salah satu upaya PLN adalah melalui Program Electrifying Agriculture (EA) yang ditujukan pada sektor pertanian atau peternakan. Program ini didesain untuk mendorong penggunaan teknologi guna meningkatkan produktivitas petani atau peternak melalui pemanfaatan energi listrik.
“Total penjualan listrik dari EA mengalami pertumbuhan yang signifikan. Per November 2022, pertumbuhan penjualan listrik EA sebesar 4,67 TWh atau mengalami pertumbuhan penjualan sebesar 20,98% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu,“kata Darmawan.
Sedangkan untuk tahun 2023, PLN memproyeksikan penjualan tenaga listrik secara nasional akan mencapai 283,22 TWh atau bertumbuh sekitar 5,35%.
“Pertumbuhan paling pesat diperkirakan ada di beberapa wilayah di luar Pulau Jawa,seperti Maluku, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara Timur. Ambil contoh Maluku yang diproyeksikan konsumsi listriknya akan tumbuh hingga 26,61%di tahun 2023,“tutupnya.