tribunwarta.com – Istilah “healing” yang erat kaitannya dengan menyembuhkan luka batin belakangan dimaknai sebagai alasan untuk melepas penat. Caranya bervariasi untuk setiap orang, ada yang suka berbelanja, berlibur, atau berkarya.
Musisi Kunto Aji termasuk dalam golongan yang terakhir, berkarya menjadi caranya untuk “healing”.
“Karena saya di dunia musik, healing atau terapi saya dengan cara bikin musik,” kata Kunto di Jakarta, Rabu.
Lewat musik, Kunto Aji dapat menuangkan segala emosi yang ia rasakan, entah itu positif atau negatif. Musik menjadi wadah yang aman untuk mengekspresikan segala emosi negatifnya.
“Jadi (energi negatif) tidak kena ke orang lain yang nanti akan disesali,” lanjut pemilik nama lengkap Kunto Aji Wibisono itu.
Salah satu ekspresi perasaannya bisa didengarkan di album kedua bertajuk “Mantra Mantra” yang rilis pada 2018. Album tersebut terinspirasi dari masa-masa ketika ia menjalani terapi, berisi lagu-lagu yang digandrungi pencinta musik, bahkan “Mantra Mantra” dinobatkan sebagai Album Terbaik di Anugerah Musik Indonesia 2019.
Lagu “Sulung” dan “Bungsu” dalam album tersebut disebut sebagai lagu yang dia sukai karena berisi lirik sederhana, kalimat yang diulang sepanjang lagu, tapi menurutnya “theurapeutic”.
Lirik lagu tersebut berbunyi “Cukupkanlah ikatanmu, relakanlah yang tak seharusnya untukmu”.
Lagu tersebut berisi pesan kepada pendengar untuk menjaga dan mencintai diri sendiri karena itu adalah awal dari proses untuk membereskan segala isu-isu personal setiap orang.
“Self love penting karena kita sering lupa, kita sering kejar hal di luar, kejar target, pekerjaan, mengejar kebahagiaan yang didapat dari orang lain,” katanya
“Kita lupa bahwa kebahagiaan datang dari diri sendiri ketika kita merasa cukup dengan diri sendiri,” lanjut Kunto Aji.