tribunwarta.com – Ferdy Sambo mengungkapkan dirinya sangat mempercayai perkataan istrinya, Putri Candrawathi. Tak ada keraguan terkait pelecehan di Magelang yang disangkakan kepada Brigadir J.
Di depan majelis hakim, Sambo bahkan mengungkit soal Putri Candrawathi merupakan cinta pertamanya sejak sekolah menengah pertama (SMP).
Kemunculan kenangan romansa tersebut terpancing pertanyaan hakim anggota, yang menyasar seberapa besar rasa percaya Sambo pada PC, sehingga apapun keterangan PC dia amini sepenuh hati.
“Apakah apa yang disampaikan istri saudara karena kedekatan yang luar biasa pada saudara, itu yang menjadikan saudara tidak dapat berpikir sehingga apapun yang terjadi, mempercayai apa yang disampaikan istri saudara?” tanya hakim anggota kepada Sambo, terkait pelecehan di Magelang.
Baca Juga: Rekrutmen Volunteer Piala Dunia U20 Indonesia 2023 Dibuka, Simak Syarat Lengkap dan Link Pendaftaran
“Yang Mulia, saya perlu sampaikan, istri saya ini adalah cinta pertama saya (sejak) di SMP sampai menuju ke pelaminan. Saya percaya 100 persen, bahkan 1000 persen,” jawab Sambo, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 7 Desember 2022.
“Itukah yang menjadikan motif saudara yang melakukan tindakan yang sampai saat ini? Berdasarkan keterangan dari istri saudara?” tanya hakim lagi mempertegas.
“Demikian Yang Mulia,” ucap Sambo.
“Apakah itu benar atau tidak benar, saudara percaya begitu karena kedekatan (hubungan) saudara (dengan PC)?” tanya hakim lagi.
“Saya pastikan itu benar Yang Mulia,” kata Sambo.
Baca Juga: NasDem Pastikan Anies Baswedan Hadiri Undangan Pernikahan Putra Bungsu Jokowi
Dalam sidang lanjutan ini, Ferdy Sambo juga sempat kembali menegaskan dirinya sama sekali tidak menembakkan peluru ke arah Yoshua.
“Penegasan saja, Bapak, yang tembak korban sebenarnya apakah hanya RE (Richard Eliezer) atau ada orang lain?” tanya jaksa penuntut umum (JPU).
“Sepenglihatan saya hanya Richard (yang tembak Yoshua),” kata Sambo, yakin.
Terkait kejadian usai Yoshua tergeletak, JPU bertanya pada Sambo, soal adakah upaya dari terdakwa yang ada di TKP untuk memberi pertolongan pertama pada korban.
“Sepertinya nggak ada, karena semuanya saya lihat panik dan kaget karena kejadian cepat sekali,” kata Sambo.
Baca Juga: 7 Polisi yang Terluka Akibat Bom Bunuh Diri di Astana Anyar Sudah Pulang, 2 Masih di RS
“Saat penembakan ada nggak, Bapak, niat nolong dia dengan cara periksa orang ini hidup atau nggak?” tanya jaksa lagi.
“Saya nggak perhatikan tapi setelah (saya) ambil senjata yang bersangkutan (Yoshua), baru saya coba hubungi ambulans,” ucap Sambo.
Jaksa kembali memastikan apakah Sambo sempat memeriksa nyawa Yoshua setelah bersimbah darah.
“Yoshua masih gerak (pas senjatanya diambil) atau gimana?” kata jaksa.
“Saya nggak tahu pasti, karena saya nggak cek,” kata FS. ***