tribunwarta.com – Mantan Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan dunia tidak akan terkena resesi. Pasalnya, ia mengacu pada prediksi pertumbuhan ekonomi yang dikeluarkan oleh organisasi dana moneter internasional (IMF) yang menunjukkan angka pertumbuhan yang positif.
“Resesi itu kan by definition kalau ekonomi growthnya minus, pertumbuhan ekonominya turun 6 bulan berturut-turut atau 2 kuartal berturut-turut, kalau baca data globalnya Bapak Ibu, ada di slide di situ kita lihat dunia nya juga nggak ada tuh tanda-tanda minus (di angka) 2,6, negara maju nya 1,1 di 2023, negara berkembang nya itu di angka 3,6,” paparnya dalam acara Dialog Pakar: Peran APBN dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Global dan Antisipasi Risiko Global, Senin (12/12/2022).
Dalam paparannya, Anny menunjukkan data persentase prediksi pertumbuhan ekonomi yang dikutip dari IMF, World Economic Outlook, dan Bank Indonesia yang menunjukan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2022 tumbuh sebesar 3,0%. Untuk tahun 2023 tumbuh sebesar 2,6% , dan di tahun 2024 sebesar 2,8%.
Sedangkan untuk negara maju, pertumbuhan ekonominya diprediksi akan tumbuh di tahun 2022 sebesar 2,4%, di tahun 2023 sebesar 1,1%, dan 2024 sebesar 1,5%.
Adapun untuk negara berkembang diproyeksikan perekonominnya akan tumbuh di 2022 sebesar 3,5%, tahun 2023 sebesar 3,6%, dan tahun 2024 3,8%.
Lebih lanjut, ia mengatakan meskipun berdasarkan prediksi dunia tidak akan mengalami resesi, namun dunia akan tetap mengalami perlambatan ekonomi.
“Ini pertumbuhan ekonomi dunia tadi udah saya sampaikan, jadi nggak ada tanda-tandanya, kalaupun Eropa mungkin minus tapi Eropa itu prediksinya World Bank dan lain sebagainya masih di angka 0,5% jadi kalau kita bicara ‘eh dunia menuju resesi’ boleh kita bertanya, kalau dunia menuju perlambatan ekonomi yes, tapi kalau dunia menuju resesi kok datanya nggak sama nggak match,” jelasnya.
Ia mengatakan, data yang menunjukkan kemungkinan tidak terjadinya resesi ini perlu diketahui oleh masyarakat. Karena menurutnya selama ini narasi mengenai ancaman resesi di tahun depan telah membuat masyarakat enggan untuk belanja dan akan beresiko pada tutupnya banyak tempat perbelanjaan.
“Supaya ketakutan kita ini agak dikurangi, supaya kita nih mau belanja, ini mallnya sepi lo tutup loh, mall tutup pariwisata tutup, tutup beneran kita nanti, kira-kira gitu ya ini supaya menyemangati,” katanya.