tribunwarta.com – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN ) Laksana Tri Handoko menegaskan bahwa proyek PUNA (pesawat udara nirawak) atau drone Elang Hitam masih jalan terus.
Namun, proyek pengembangan bukan lagi untuk kombatan, tetapi untuk tujuan sipil.
“Saat ini riset terus berjalan dengan fokus utama pada penguasaan teknologi kunci mission system di Pusat Riset Penerbangan di Rumpin (Bogor),” kata Laksana saat dihubungi, Selasa (27/12/2022) pagi.
Laksana menyebutkan, pengembangan mission system bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia (DI).
“Mission system itu semacam otak dari drone yang mengendalikan seluruh sistem elektronik, komunikasi, dan mekanik,” kata Laksana.
Sebelumnya, BRIN menghentikan proyek pengembangan drone Elang Hitam pada tahun ini.
Dengan ini, ambisi Indonesia memiliki drone kombatan di masa depan pun pupus.
Laksana berdalih bahwa proyek pengembangan Elang Hitam tidak dihentikan, tetapi dialihkan dari versi militer ke sipil.
“Informasi tersebut tidak benar karena program PUNA (pesawat udara nirawak) dilakukan refocusing untuk tujuan sipil (ISR) dan bukan kombatan,” kata Laksana kepada Kompas.com, Senin (19/9/2022).
Laksana menjelaskan bahwa pengalihan versi drone ini berangkat dari hasil evaluasi dan audit mendalam pasca-kegagalan Elang Hitam mengudara dalam momen uji coba pada Desember 2021.
Selain faktor gagal terbang, pengalihan ini juga tak lepas akibat adanya berbagai masalah teknis yang menyangkut mitra pemilik teknologi kunci pengembangan drone.
Dari evaluasi itulah, proyek Elang Hitam akhirnya diputuskan untuk dialihkan ke versi sipil, yang otomatis akan menghilangkan kemampuan kombatan Elang Hitam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.