tribunwarta.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut bencana banjir masih mendominasi pada sepekan terakhir tanggal 5-11 Desember 2022, namun frekuensinya mulai berkurang.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti daring di Jakarta, Senin mengatakan dalam pekan tersebut, sebanyak 24 kejadian bencana terjadi dari bencana hidrometeorologi dan geologi.
“Tanah longsor, cuaca ekstrem dan banjir masih mendominasi. Banjir, tapi frekuensi kejadiannya jauh berkurang, meskipun untuk jumlah yang mengungsi masih belasan ribu orang,” kata Abdul.
Kejadian paling mendominasi pada pekan tersebut yakni banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah dan Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Adapun pada pekan sebelumnya, kejadian erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur adalah yang paling signifikan.
Abdul mengatakan banjir di Demak dan Karawang lebih banyak disebabkan oleh banjir laut, dari pasang tinggi dan kondisi ekosistem pesisir yang kurang baik. Sehingga meskipun curah hujan tidak terlalu signifikan masih ada kejadian banjir di daerah pesisir.
Dia mengatakan pada bulan September Oktober kemudian sampai tengah November, Indonesia mengalami intensitas dan frekuensi kejadian banjir yang luar biasa tinggi. Namun pada Desember ini kejadian agak menurun.
“Tetapi tetap harus kita waspadai, karena minggu lalu kita sampaikan ada bibit siklon di barat utara Sumatera, banjir di tiga lokasi. Dan ini kita lihat ada beberapa kejadian banjir di Pantura Jawa yang sebagian besar memang berasal dari debit air di hulu, tetapi juga ada yang berasal dari pengaruh banjir rob,” kata dia.