tribunwarta.com – Wakil menteri keuangan Indonesia 2010-2014 Anny Ratnawati mengungkapkan bahwa ada tiga negara yang menjadi penyumbang surplus atau ‘durian runtuh’ cukup besar bagi Indonesia.
Tiga negara tersebut yaitu, India, Amerika Serikat dan China. Hal ini diungkapkan Anny dalam Dialog Pakar 2022 bertema ‘Peran APBN dalam rangka Pemulihan Ekonomi dan Antisipasi Resesi’.
“Surplus neraca perdagangan nonmigas Indonesia menurut negara (Oktober 2022), ada India, Amerika dan Tiongkok.
Ekspor kita Tiongkok itu surplusnya US$ 1,04 miliar, dengan AS US$ 1,3 dan India sekitar US$ 1,6 miliar.
“Jadi kita surplus terbesar dengan India, kedua kita surplus dengan Amerika dan ketiga kita surplus dengan Tiongkok,” lanjutnya.
Adapun, surplus nonmigas dengan tiga negara ini disumbang oleh bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi baja.
Jika dirinci, penyumbang surplus terbesar dengan India adalah bahan bakar mineral sebesar US$ 865 juta, kemudian dengan AS adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta US$ 327,5 juta, serta bahan bakar mineral hingga US$ 1,59 miliar dengan China.
Dalam kesempatan ini, Anny menuturkan ekspor Indonesia berpotensi terganggu jika negara-negara seperti AS dan China mengalami krisis.
Tetapi, dia yakin pengaruhnya tidak akan besar karena ekspor Indonesia sangat unik.
“Terganggu iya, tetapi tidak akan besar karena ekspornya unik,” ujar Anny.
“Kita ekspor kopi juga, kita ekspor coklat juga. Tetapi sumbangan besi baja, nikel, bauksit, batu bara, jadi sebenarnya pasarnya ada,” tegasnya.