tribunwarta.com – Warga Kota Culiacan di negara bagian Sinaloa, Meksiko utara diminta tetap di rumah karena kerusuhan pecah setelah pasukan keamanan Meksiko akhirnya berhasil menangkap putra mantan raja narkoba Joaquin Guzman “El Chapo” pada Kamis (5/1/2023).
Penangkapan pemimpin kartel narkoba bernama Ovidio Guzman itu diketahui telah memicu gelombang kekerasan yang terjadi di sebagian besar wilayah Kota Culiacan.
Kerusuhan dipicu oleh aksi anggota kartel Sinaloa dengan memblokade pintu masuk-pintu keluar kota, membajak mobil, membakar kendaraan, hingga memanfaatkan helikopter serbu.
Dilansir dari Reuters, pasukan keamanan Meksiko telah berusaha untuk mengontrol respon kekerasan terhadap penangkapan Ovidio Guzman di Culiacan dengan tim bersenjata berat berpatroli di truk terbuka.
“Kami terus berupaya mengendalikan situasi,” kata Cristobal Castaneda, kepala keamanan publik Sinaloa.
Pihak berwenang Meksiko disebut telah mendesak orang untuk tinggal di dalam rumah untuk menghindari kekerasan.
Otoritas Meksiko mengatakan, sekolah dan kantor administrasi juga telah ditutup karena kekerasan tersebut.
Tak hanya itu, blokade jalan pun telah diterapkan di sejumlah lokasi.
Jelang kunjungan Joe Biden
Ovidio Guzman sebenarnya pernah ditangkap pada 2019. Namun, dia kemudian dilepaskan saat itu untuk menghindari kerusuhan meluas.
Kali ini pemipin kartel narkoba di Meksiko itu ditangkap kembali.
Penangkapan terbaru Ovidio ini terjadi sebelum diadakan KTT para pemimpin Amerika Utara di Mexico City minggu depan.
Pertemuan tersebut kemungkinan akan dihadiri Presiden AS Joe Biden dan diperkirakan membahas keamanan.
Amerika Serikat sebelumnya telah menawarkan hadiah 5 juta dollar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapan atau hukuman Ovidio.
Tidak jelas apakah Ovidio akan diekstradisi ke Amerika Serikat seperti ayahnya, yang menjalani hukuman seumur hidup di Colorado’s Supermax, penjara federal AS yang paling aman.
Lonjakan kematian akibat overdosis di Amerika Serikat, yang dipicu oleh fentanyl opioid sintetik, telah menyebabkan peningkatan tekanan pada Meksiko untuk memerangi organisasi markoba, seperti Kartel Sinaloa, yang bertanggung jawab memproduksi dan mengirimkan obat tersebut.
Kartel adalah salah satu organisasi perdagangan narkoba paling kuat di dunia.
“Penangkapan itu membantu penegakan hukum Meksiko menyelamatkan muka setelah Ovidio dibebaskan dari tahanan pada 2019,” kata Tomas Guevara, pakar keamanan di Autonomous University of Sinaloa.
Dia menyebut, penangkapan Ovidio bisa menandai perubahan pendekatan oleh pemerintah Meksiko setelah Presiden Meksiko Lopez Obrador mendapat kritik dari banyak pakar keamanan.
Lopez Obrador sempat disebut bersikap lunak terhadap kartel, yang kemudian dibantahnya.
Presiden berpendapat taktik konfrontatif pendahulunya tidak berhasil dan hanya menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah.
Dia saat itu menyatakan akan mengedepankan strategi “pelukan, bukan peluru”.
Kasus El Chapo atau sang ayah
Joaquin Guzman sendiri telah dihukum di New York pada 2019 karena memperdagangkan narkoba bernilai miliaran dollar AS ke Amerika Serikat dan berkonspirasi untuk membunuh musuh.
Eduardo Guerrero, direktur Lantia Consulting yang menganalisis kejahatan terorganisasi Meksiko, mengatakan, tekanan dari pemerintahan Biden untuk menargetkan Kartel Sinaloa kemungkinan besar memotivasi Meksiko dalam mengejar Guzman.
Akan tetapi, dia memperingatkan bahwa sementara penangkapan Ovidio kemungkinan akan melemahkan kartel itu. Kondisi tersebut dapat membantu pesaing utamanya, Kartel Generasi Baru Jalisco yang terkenal kejam.
“Sangat penting bagi pemerintah untuk mengingat bahwa melemahnya Kartel Sinaloa juga dapat membawa ekspansi yang lebih besar, kehadiran Kartel Jalisco yang lebih besar,” ucap Guerrero memperingatkan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.