Ukraina Batasi Penggunaan Listrik Setelah Serangan Rusia

Ukraina Batasi Penggunaan Listrik Setelah Serangan Rusia

Ukraina pada Kamis (20/10) membatasi penggunaan listrik sebagai tanggapan atas serangan-serangan Rusia yang merusak beberapa infrastruktur listrik negara itu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidatonya pada Rabu (19/10) malam mendesak orang-orang agar menghemat energi.

Ia mengatakan pemerintah sedang berupaya menciptakan “titik-titik pasokan listrik keliling untuk infrastruktur penting di kota-kota dan desa-desa.”

Operator jaringan listrik Ukraina mengatakan pembatasan suplai itu akan berlaku mulai dari pukul 7 pagi hingga pukul 11 malam. Dan karena bulan-bulan dengan suhu lebih dingin semakin dekat, mungkin langkah semacam itu akan diambil kembali pada masa mendatang.

Pusat kota di Ukraina terlihat gelap tanpa listrik setelah infrastruktur sipil kritis terkena serangan rudal Rusia, di Kamianske, wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina, 11 Oktober 2022. (Foto: Reuters)

Pusat kota di Ukraina terlihat gelap tanpa listrik setelah infrastruktur sipil kritis terkena serangan rudal Rusia, di Kamianske, wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina, 11 Oktober 2022. (Foto: Reuters)

Kontroversi Drone

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB pada Rabu bersidang dalam pertemuan tertutup atas permintaan AS, Inggris dan Prancis, untuk membahas isu Rusia yang menggunakan drone buatan Iran dalam perangnya di Ukraina.

Washington, London dan Paris mengatakan pengiriman drone oleh Teheran untuk Rusia itu melanggar Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB, yang mengizinkan pengiriman barang-barang terlarang ke atau dari Iran hanya jika disetujui Dewan Keamanan berdasarkan kasus per kasus. Sejauh ini tidak ada pengajuan persetujuan semacam itu.

“Kami memiliki indikasi yang sangat jelas bahwa drone itu telah dikirim dari Iran ke Rusia dan digunakan di Ukraina,” kata Duta Besar Prancis Nicolas de Riviere kepada wartawan setelah ia meninggalkan pertemuan. “Ini adalah pelanggaran Resolusi 2231.”

“Kami mengantisipasi ini akan menjadi yang pertama dari banyak pembahasan di PBB mengenai cara menuntut pertanggungjawaban Iran dan Rusia karena mereka gagal mematuhi kewajiban yang ditetapkan Dewan Keamanan PBB,” kata Nate Evans, juru bicara Misi AS untuk PBB.

“Seperti yang diuraikan dalam pertemuan hari ini, ada bukti luas bahwa Rusia menggunakan drone buatan Iran dalam serangan-serangan kejam dan disengaja terhadap rakyat Ukraina, termasuk terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil penting, yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB,” lanjutnya.

Para pejabat Ukraina telah mengatakan bahwa drone yang digunakan dalam gelombang serangan sepanjang pekan lalu, termasuk terhadap ibu kota, Kyiv, adalah drone penyerang Shahed-136 buatan Iran yang digunakan Rusia untuk membawa bahan peledak yang ditabrakkan ke target mereka.

Duta besar Iran untuk PBB mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahnya menolak tegas “klaim tak berdasar dan tak beralasan” itu, yang menurutnya bagian dari kampanye disinformasi terhadap pemerintahnya.

“Upaya mengejar agenda politik mereka itu mengecewakan sekali. Negara-negara ini berupaya melancarkan kampanye disinformasi terhadap Iran dan membuat penafsiran yang menyesatkan mengenai Resolusi 2231 Dewan Keamanan untuk secara keliru mengaitkan tuduhan-tuduhan tak berdasar mereka terhadap Iran dan resolusi ini,” kata Duta Besar Amir Saeid Iravani.

Deputi duta besar Rusia untuk PBB mengatakan kepada wartawan bahwa tuduhan-tuduhan itu “tidak berdasar,” tidak ada transfer senjata yang merupakan pelanggaran resolusi dan tidak ada drone Iran yang dipasok ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.

“Saya akan merekomendasikan agar Anda tidak meremehkan kemampuan teknologi industri drone Rusia,” kata Dmitry Polyanskiy. “Saya dapat katakan bahwa kami tahu apa yang kami lakukan, dan kami tahu cara melakukannya.”

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan dalam sepekan terakhir saja, lebih dari 100 drone buatan Iran telah menghantam pembangkit tenaga listrik, fasilitas pengolahan limbah, bangunan-bangunan hunian, jembatan dan target-target lain di perkotaan. [uh/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *