Sanksi Berat Menanti Arema, Namun Agenda Pertandingan Internasional Tetap Berjalan 

Sanksi Berat Menanti Arema, Namun Agenda Pertandingan Internasional Tetap Berjalan 

Sekjen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Yunus Nusi, dalam konferensi pers di Jakarta hari Minggu (2/10) mengatakan akan menjatuhkan hukuman berat terhadap Arema, pasca kerusuhan yang terjadi usai pertandingan melawan Persebaya Surabaya yang menewaskan sedikitnya 120 orang. Sanksi untuk Arema, kata Yunus, dapat merupa pelarangan tim Arema bermain di kota mereka sendiri, serta sejumlah hukuman lain yang sedang dibahas Komite Disiplin PSSI.

“Seperti apa yang disampaikan oleh Komite Disiplin (PSSI), sanksi yang akan diterima oleh Panpel dan Arema begitu berat. Saya pun sudah mengkaji di dalam regulasi dan aturannya, ini juga yang secepatnya akan diambil oleh Komite Disiplin. Sampai dengan berakhirnya kompetisi, Arema tidak diperkenankan untuk home (tanding di kandang) di Malang,” ujar Yunus.

Petugas medis memeriksa korban kerusuhan di RSUD Saiful Anwar menyusul kerusuhan usai pertandingan sepak bola liga BRI Liga 1 antara Arema vs Persebaya di Malang, Jawa Timur, 2 Oktober 2022. (Foto: REUTERS/Rizki Dwi Putra)

Petugas medis memeriksa korban kerusuhan di RSUD Saiful Anwar menyusul kerusuhan usai pertandingan sepak bola liga BRI Liga 1 antara Arema vs Persebaya di Malang, Jawa Timur, 2 Oktober 2022. (Foto: REUTERS/Rizki Dwi Putra)

Saat ini tim investigasi dari PSSI, kata Yunus, sedang melakukan penyelidikan penyebab tragedi kerusuhan di Malang, dan secara rutin memberikan laporan kepada FIFA maupun pihak terkait di dalam negeri. Meski menghentikan sementara Liga 1, Yunus mengatakan pertandingan internasional yang telah dijadwalkan tidak akan terpengaruh insiden ini.

“Semua agenda-agenda FIFA, AFC, masih tetap berjalan kecuali untuk yang Liga 1 kita hentikan,” tandasnya.

Mabes Polri Kirim Tim ke Malang

Dihubungi secara terpisah Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo, memastikan telah memberangkatkan tim medis dari Rumah Sakit Bhayangkara di Kediri, Surabaya, dan Malang, untuk membantu penanganan korban yang dirawat di rumah sakit, agar tidak ada lagi penambahan jumlah korban meninggal dunia.

Kapolri Jendral Listyo Sigit Purnomo, didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa, meninjau langsung Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur pasca kerusuhan, Minggu malam (2/10) (courtesy : Mabes Polri).

Kapolri Jendral Listyo Sigit Purnomo, didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa, meninjau langsung Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur pasca kerusuhan, Minggu malam (2/10) (courtesy : Mabes Polri).

“Dengan jumlah korban yang cukup banyak, tim DVI juga harus bekerja keras untuk segera melakukan identivikasi terhadap korban yang meninggal dunia, karena tempat penyimpanan jenazah di rumah sakit di Malang jumlahnya terbatas,” kata Dedi.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Menpora Zainudin Amali dan Ketua PSSI Mochamad Iriawan untuk mengevaluasi pelaksanaan hingga prosedur pengamanan pertandingan sepak bola. Jokowi juga memerintahkan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo untuk menyelidiki insiden ini. [pr/iy/em]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *