Sekitar 30.000 orang Serbia Bosnia berkumpul di kota Banja Luka pada Selasa (25/10) untuk mendukung kemenangan tokoh nasionalis Milorad Dodik dalam pemilihan presiden Republik Serbia, yang merupakan daerah otonomi Bosnia, lapor pihak kepolisian setempat.
Para pengunjuk rasa memenuhi jalanan di ibu kota de facto wilayah otonomi itu sambil mengibarkan bendera Serbia untuk mendukung kemenangan Dodik dalam pemilu terbaru, yang menurut sejumlah partai oposisi pemilu tersebut telah dicurangi.
Seminggu setelah pemilu, Komisi Pemilihan Umum Bosnia (CIK) memerintahkan penghitungan ulang suara.
“Bukan Sarajevo yang mengambil keputusan tentang kami dan mereka tidak bisa menentukan siapa presiden kami nantinya,” kata Marica Kecman, pengacara asal Drvar berusia 62 tahun, saat mengikuti unjuk rasa mendukung Dodik. “Mereka bisa terus menghitung suara selama 100 tahun lagi kalau mereka mau. Ini masalah mereka, bukan masalah kami. Kami tahu yang sesungguhnya,” tambahnya.
Bosnia tengah mengalami krisis politik terburuknya sejak perang tahun 1990-an, di mana pemimpin nasionalis Serbia Milorad Dodik mengambil langkah nyata menuju pemisahan Republik Serbia (RS) dari negara Balkan itu – cita-cita yang telah lama diungkapkannya.
Ia menggembar-gemborkan persahabatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sambil menuduh Barat sebagai pihak yang memulai perang di Ukraina, yang diinvasi Rusia sejak Februari lalu.
“Saya percaya pada cita-cita Republik Srpska yang merdeka. Saya mempercayainya karena tidak mungkin untuk membangun kehidupan yang saling berdampingan di Bosnia dan Herzegovina bersama orang-orang yang mencoba membatalkan kemerdekaan kami dan menghapus Republik kami,” kata Dodik dari atas panggung pada Selasa (25/10).
Bosnia dan Herzegovina menggelar pemilihan presiden dan parlemen 2 Oktober lalu, termasuk pemilihan presiden Republik Srpska, posisi yang diperebutkan oleh dua kandidat, yaitu Dodik, anggota presidensi tripartite Bosnia keturunan Serbia yang meninggalkan posisinya, dan kandidat oposisi Jelena Trivic.
Pada malam pemilihan, Trivic, yang berasal dari Partai Kemajuan Demokrat (PDP), menyatakan kemenangan berdasarkan hasil penghitungan awal dari sejumlah tempat pemungutan suara.
Namun keesokan paginya Dodik justru memimpin. Hasil itu pun telah dikonfirmasi Komisi Pemilihan Umum Bosnia dengan 98 persen suara yang sudah dihitung.
Tiga partai oposisi yang mendukung Trivic lantas menggelar unjuk rasa yang dihadiri ribuan pendukung di kota Banja Luka dan meminta penghitungan ulang, dengan alasan terjadinya penyimpangan. [rd/jm]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.