tribunwarta.com – Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pengerahan sebuah kapal perang yang dilengkapi rudal jelajah hipersonik terbaru ke perairan Atlantik, Samudra Hindia dan Mediterania. Kapal itu, katanya, untuk melindungi Rusia dari ancaman eksternal.
“Saya yakin bahwa senjata yang kuat semacam itu akan memungkinkan untuk melindungi Rusia, dengan bisa diandalkan, dari ancaman eksternal potensial dan akan membantu menjamin kepentingan nasional negara kita,” ucap Putin seperti dikutip kantor berita Rusia dan dilansir AFP, Kamis (5/1/2023).
Kapal perang itu dikerahkan untuk menjalankan misi latihan ke tiga perairan tersebut.
“Kita akan terus mengembangkan potensi tempur Angkatan Bersenjata kita,” tegasnya.
Disebutkan juga oleh Putin bahwa sistem rudal hipersonik Zircon yang ada di dalam kapal perang itu ‘tidak ada bandingannya’.
Dalam seremoni peluncuran kapal perang frigate bernama Laksamana Gorshkov pada Rabu (4/1) waktu setempat, Putin dan Menteri Pertahanan (Menhan) Sergei Shoigu ikut hadir melalui konferensi video.
“Fokus utama misi ini adalah melawan ancaman terhadap Rusia dan mendukung perdamaian dan stabilitas kawasan bersama dengan negara-negara sahabat,” sebut Shoigu dalam pernyataannya.
“Dalam latihan itu, akan ada pelatihan bagi para awak kapal untuk mengerahkan senjata hipersonik dan rudal jelajah jarak jauh,” ujarnya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Lihat juga Video: 89 Tentara Rusia Tewas Dirudal Ukraina Gegara Ponsel Ilegal
Dalam seremoni itu, Shoigu menyebut rudal Zircon ‘mampu mengatasi pertahanan udara moden atau masa depan’ dan bisa memberikan ‘serangan yang tepat dan kuat terhadap musuh di lautan dan daratan’.
Menanggapi pengerahan kapal perang Rusia itu, Amerika Serikat (AS) telah memberikan tanggapannya. “Bukan praktik kami untuk menanggapi latihan propaganda,” ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.
Pengerahan kapal perang Rusia ke Atlantik, Hindia, dan Mediterania itu dilakukan saat Moskow masih menginvasi Ukraina, yang dimulai sejak 10 bulan lalu. Beberapa waktu terakhir, pasukan Rusia mengalami rentetan kemunduran memalukan dalam pertempuran di beberapa wilayah Ukraina.
Bahkan komando tinggi militer Rusia dihujani kritikan setelah serangan pasukan Ukraina pada Tahun Baru menewaskan sedikitnya 89 tentara Moskow di wilayah Makiivka, Donetsk.