Sekelompok pemukim Yahudi menyerbu sebuah Kota Palestina di Tepi Barat yang diduduki, kata militer Israel, Kamis (20/10). Mereka melemparkan batu ke mobil-mobil milik orang Palestina dan menggunakan semprotan cabai ke arah pasukan militer yang berusaha membubarkan aksi mereka.
Amukan para pemukim Yahudi pada Rabu malam itu berlangsung hanya beberapa hari setelah insiden serupa di daerah yang sama. Insiden-insiden itu juga terjadi ketika ketegangan Israel-Palestina meningkat karena penggerebekan Israel di Tepi Barat dan peningkatan serangan penembakan oleh warga Palestina.
Juga pada Kamis, sejumlah pejabat kesehatan Palestina mengatakan seorang Palestina berusia 16 tahun meninggal setelah terluka dalam bentrokan dengan pasukan Israel akhir bulan lalu. Orang-orang Palestina menyerukan pemogokan umum di seluruh Tepi Barat sebagai tanggapan atas kekerasan yang meningkat itu.
Kerusuhan terjadi di dekat Huwara, sebuah Kota Palestina di bagian utara Tepi Barat di dekat Kota Nablus, di mana sekelompok pemuda yang tidak puas telah mengangkat senjata melawan Israel dan frustrasi dengan hubungan keamanan yang erat antara pemimpin Palestina dengan Israel. Sejumlah militan Palestina di daerah itu telah melakukan beberapa penembakan di pinggir jalan dalam beberapa pekan terakhir.
Di daerah itu juga terdapat beberapa kawasan permukiman orang-orang Yahudi garis keras, yang penduduknya sering mengintimidasi orang-orang Palestina dan merusak properti mereka.
Para kritikus menuduh Israel menutup mata terhadap kekerasan para pemukim Yahudi terhadap warga Palestina dan memperlakukan mereka dengan impunitas, sambil bersikap keras terhadap para penyerang atau pengunjuk rasa Palestina. Kekerasan para pemukim Yahudi di masa lalu juga menyebabkan konfrontasi dengan militer yang sering memicu kecaman dari politisi tetapi jarang mengarah pada penyelesaian masalah tersebut.
Militer mengatakan puluhan pemukim Yahudi beraksi di kota itu, dan melemparkan batu ke mobil-mobil milik orang Palestina. Para pemukim itu kemudian menggunakan semprotan cabai ke arah militer Israel sewaktu dihalangi.
Polisi mengatakan para pemukim Yahudi itu melarikan diri dari tempat kejadian dengan beberapa mobil. Mereka mengatakan seorang tersangka berusia 20 tahun telah ditangkap dan diperkirakan akan ada lebih banyak penangkapan.
Dalam sebuah pernyataan, kepala staf militer Israel, Letnan Jenderal Aviv Kohavi, mengutuk kekerasan tersebut.
“Ini adalah insiden yang sangat serius, yang menunjukkan perilaku kriminal yang memalukan dan tercela, yang menuntut keadilan yang keras dan cepat,” katanya. Dalam sebuah cuitan di Twitter, Perdana Menteri Israel Yair Lapid menyebut para pemukim Yahudi itu, “penjahat berbahaya”.
Kekerasan itu terjadi ketika ketegangan antara Israel dan Palestina meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Lebih dari 120 warga Palestina tewas dalam pertempuran Israel-Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur tahun ini, menjadikan 2022 tahun paling banyak menelan korban jiwa sejak 2015. [ab/uh]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.