Setelah pertemuan puncak yang dilakukan secara virtual dan hibrida selama dua tahun terakhir ini, untuk pertama kalinya para pemimpin dunia akan mengadakan pertemuan secara langsung di markas besar PBB di New York.
Sidang Majelis Umum ke-77 PBB yang mengusung tema “Momen Penting: Solusi Transformatif bagi Tantangan yang Saling Terkait,” telah dibuka pekan lalu lewat KTT khusus tentang pendidikan.
Namun para pemimpin dunia baru akan menyampaikan pidato dan berdialog dalam pertemuan tingkat tinggi atau High Level Week mulai Selasa (20/9). Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang sedianya berbicara pada Selasa, menangguhkan kehadirannya hingga Rabu (21/9) karena harus menghadiri upacara pemakaman resmi Ratu Elizabeth II di Inggris.
Penyelenggaraan sidang Majelis Umum PBB berlangsung di saat dunia menghadapi krisis di hampir setiap lini, mulai dari perang Rusia di Ukraina, inflasi dan ketidakstabilan ekonomi, ancaman terorisme dan ekstremisme, degradasi lingkungan yang memicu banjir, kebakaran dan kekeringan dahsyat; serta pandemi yang datang silih berganti.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memimpin langsung delegasi Indonesia menggantikan Presiden Joko Widodo yang tidak hadir dalam sidang tersebut. Mengawali kunjungannya, Retno, pada Minggu (18/9), melangsungkan pertemuan dengan Sekretrais Jenderal PBB Antonio Guterres di markas besar PBB di New York.
Secara khusus Retno menjelaskan tentang persiapan pelaksanaan KTT G20 di Bali pada 15-16 November mendatang, dan sekaligus menyampaikan apresiasi atas konfirmasi kehadiran Guterres dalam forum tersebut.
Keprihatinan dan kekecewaan terhadap junta militer Myanmar menjadi topik lain yang dibicarakan dalam pertemuan Retno dan Guterres, terutama terkait tidak adanya komitmen serius dari pihak junta militer Myanmar untuk melaksanakan “5 point of consensus” (5PC) yang telah dimandatkan pemimpin ASEAN pada April 2021.
Keterangan pers tertulis Kementerian Luar Negeri yang diterima VOA menyatakan “Sekjen PBB sampaikan kembali dukungannya terhadap 5PC ASEAN.”
Indonesia memegang peran strategis dalam mengatasi masalah yang muncul di kawasan mengingat Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN pada tahun 2023 mendatang.
Selain pidato Presiden Joe Biden yang menurut rencana akan menyoroti soal urgensi ketahanan pangan dan kerjasama melawan pandemi, beberapa pemimpin negara yang diperkirakan akan menjadi sorotan dalam sidang umum PBB kali ini antara lain Perdana Menteri Inggris Liz Truss, yang baru saja dilantik awal September lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Iran Ebrahim Raisi, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi dan Presiden Kenya William Ruto yang juga baru terpilih.
Serta tentunya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang akan menyampaikan pidato secara virtual. Sementara itu, Rusia mengirim Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov pada sidang umum tersebut.
Sidang Majelis Umum PBB kali ini berlangsung hingga 26 September nanti. [em/rs]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.