Pandai Besi di Gaza Ubah Besi dari Rumah yang Dibom Jadi Karya Seni

Pandai Besi di Gaza Ubah Besi dari Rumah yang Dibom Jadi Karya Seni

Sudah sejak usia 13 tahun, Fakher Hamad menggeluti dunia pandai besi. Pria yang kini berusia 35 tahun ini mengerjakan semua jenis pekerjaan logam di bengkelnya di Gaza.

Ia adalah salah satu dari sedikit pandai besi yang menggunakan besi tua untuk membuat barang-barang yang dapat digunakan untuk kebutuhan rumah. Bapak lima anak ini membuat miniatur kalajengking, sepeda motor, pohon, binatang, atau hiasan rumah dari besi tua yang ia kumpulkan sendiri atau beli dari orang.

Melalui Khamis Hamad, adik Fakher Hamad sekaligus penerjemahnya, ahli pandai besi yang menderita gangguan pendengaran ini menceritakan kegiatannya sehari-harinya.

“Ia mengatakan bahwa saat ini ia tidak menjual karya seni apa pun. Ketika ia membuat barang, sulit baginya untuk menjualnya. Ia membeli logam dari rumah yang dihancurkan dengan harga minimal, dia menggunakan jeruji pengaman jendela dan semua yang tersisa. seperti barang-barang ini, untuk membuat karya seni. Ia mengatakan bahwa ia menggunakan logam dan mendaur ulangnya untuk orang yang sama tetapi dengan harga yang murah. Ia mengatakan bahwa logam mereka dibawa kepadanya dan dikembalikan kepada mereka.”

Menurut Fakher Hamad, menciptakan karya seni membutuhkan banyak waktu. dan saat ini ia tidak memiliki banyak waktu. Ia saat ini lebih berkonsentrasi membuat pintu gerbang dan jeruji pengaman jendela karena mudah dijual dan lebih menguntungkan. Ia membuat karya seni hanya di waktu senggang.

Pandai Besi di Gaza Ubah Besi dari Rumah yang Dibom Jadi Karya Seni

Fakher Hamad di bengkelnya, di Gaza, 4 Juli 2022.

Mohammad Rabaiaa, salah seorang pekerja di bengkel Fakher Hamad, ingin agar bakat majikannya dan para pekerjanya diketahui masyarakat dunia.

“Di Jalur Gaza ada orang-orang berbakat yang memiliki naluri dan bakat. Kami berharap orang-orang di luar negeri dapat melihat karya-karya kami ini, bahwa kami memiliki bakat dan dapat berkreasi dengan sumber daya yang minim,” kata Rabaiaa.

Fakher Hamad menolak untuk menjual karya-karya seni yang dibuat pertama kalinya, tetapi bersedia membuat kopinya untuk siapapun yng berminat. Seorang pelanggan menawarinya 1.000 shekel atau sekitar $286 untuk miniatur sepeda motor buatannya, tetapi ia menolak tawaran itu.

Bengkel lama Hamad hancur ketika sebuah pesawat Israel mengebom sebuah pos keamanan di dekatnya, katanya, tetapi ia hanya menggunakan sedikit bantuan yang ia terima untuk membuka bengkel baru.

Gaza, yang berukuran 375 kilometer persegi adalah rumah bagi 2,3 juta orang. Setengah dari jumlah penduduk di sana menganggur atau miskin. [ab/uh]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *