Dalam pidatonya, Paloh menilai Anies adalah sosok yang memiliki keyakinan dan pemikiran yang sejalan dengan partainya yang mengutamakan kepentingan nasional.
Paloh menekankan Nasdem memilih Anies karena meyakininya sebagai sebagai bakal calon presiden terbaik.
“Inilah kenapa akhirnya Nasdem melihat sosok Anies Rasyid Baswedan. Kami mempunyai keyakinan, pikiran-pikiran dalam perspektif, baik secara makro maupun mikro, yang sejalan dengan apa yang kami yakini. Kami ingin menitipkan perjalanan bangsa ini ke depan, In syaa Allah jika saudara Anies Rasyid Baswedan ini terpilih sebagai presiden nantinya,” kata Paloh.
Menurut Paloh, pembicaraan koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat akan dilanjutkan. Dia juga nantinya akan memberikan otoritas kepada Anies untuk memilih calon wakil presidennya. Pria asal Aceh ini juga tidak akan memaksakan Anies untuk bergabung menjadi kader Nasdem, sepanjang Anies konsisten untuk membangun bangsa.
Dalam sambutannya, Anies Baswedan memegang teguh manifesto Partai Nasdem yang berjudul Restorasi Indonesia yang salah satu isinya ingin menciptakan demokrasi Indonesia yang matang, yang menjadi tempat persandingan antara keragaman dan persatuan, dinamika dan ketertiban, kompetisi dan persamaan, kebebasan dan kesejahteraan.
Dia mengklaim Nasdem konsisten menjalankan empat pesan dalam manifesto tersebut dan ini menunjukkan semangat kematangan berdemokrasi dan mementingkan kepentingan nasional di atas semua kepentingan. Karena itulah, Anies menyatakan bersedia menerima pencalonan dirinya sebagai bakal calon presiden dari Nasdem untuk meneruskan pembangunan, memperbaiki yang kurang, dan menuntaskan yang belum.
“Maka dengan memohon ridha dari Allah, dengan memohon petunjuk dari-Nya, dan dengan seluruh kerendahan hati, bismillahirrahmanirrahim kami terima dan bersiap untuk menjawab tantangan itu,” ujar Anies.
Setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai gubernur Jakarta pada 16 Oktober mendatang, kata Anies, ia siap langsung membangun kolaborasi yang solid. Anies berharap usaha untuk bertarung dalam Pemilu 2024 diberi kemudahan.
Nasdem menjadi partai politik pertama yang mengumumkan jagoannya. Sebelumnya, Partai Nasdem telah mempunyai dua calon lain yang akan diusung pada Pilpres 2024, yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Deklarasi calon presiden ini dimajukan dari rencana semula yaitu tanggal 10 november 2022. Ketika ditanya ada tidaknya kaitannya antara deklarasi yang dimajukan ini dengan proses penyelidikan yang dilakukan KPK, Paloh membantahnya. KPK sedang melakukan penyelidikan terhadap dugaan korupsi Formula E. Dalam proses penyelidikan itu, Anies Baswedan pernah dimintai keterangan sebanyak dua kali.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Djayadi Hanan, kepada VOA mengatakan pencalonan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden dari Partai Nasdem sudah diprediksi jauh-jauh hari, yakni sejak rapat kerja nasional Nasdem menetapkan tiga kandidat, yakni Anies, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Hanya saja, dia melanjutkan deklarasi Anies sebagai calon presiden dari Nasdem tidak dilakukan bersamaan dengan PKS dan Partai Demokrat.
“Kalau kita lihat dari gerakan atau manuver politik Nasdem selama ini memang kecenderungannya lebih ke Anies daripada calon lain, termasuk Andika dan Ganjar. Jadi mereka sudah lebih cenderung ke Anies,” tutur Djayadi.
Jika melihat beragam hasil survei terbaru, menurut Djayadi, kalangan bawah pendukung Nasdem makin banyak mendukung Anies meski belum mayoritas atau masih di bawah 50 persen. Dia menilai Nasdem sulit untuk mencalonkan nama lain yang juga populer yakni Prabowo dan Ganjar.
Kalau Nasdem mencalonkan Prabowo, berarti Nasdem harus ikut Partai Gerakan Indonesia Raya. Begitupun halnya bila mendukung Ganjar yang sampai saat ini masih kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Deklarasi Anies oleh Nasdem, menurutnya, baru sepertiga perjalanan karena Nasdem memerlukan dua partai lagi untuk berkoalisi dalam memuluskan pencalonan Anies menjadi calon presiden. Dia menduga Nasdem belum sepakat dengan Demokrat dan PKS mengenai nama bakal calon wakil presiden karena masing-masing memiliki kandidat.
Menurut Djayadi, 40 persen pemilih Demokrat sudah cenderung ke Anies dan hampir 80 persen pemilih PKS mendukung Anies.
Dia menyebutkan Nasdem tampaknya ingin memilih Gubernur Jawa Timur Khofifah Indah Prawangsa sebagai bakal calon wakil presiden, sementara PKS memiliki sejumlah calon wakil presiden sendiri, seperti Ahmad Heryawan dan Sohibul Iman. Partai Demokrat sendiri, katanya, mendorong ketua umumnya, Agus Harymurti Yudhoyono (AHY), untuk posisi itu.
Dia menjelaskan kalau Anies didampingi AHY, perolehan suara bisa terbantu di Jawa Timur karena basis pemilih Demorat di provinsi ini cukup kuat. Jika diduetkan dengan Khofifah, elektabilitasnya juga cukup baik, mengingat ia masih menjabat gubernur Jawa Timur, dan merupakan calon perempuan dari Nahdahtul Ulama.
Djayadi mengatakan, dengan menjadi partai politik pertama yang mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden, Nasdem memperkokoh asosiasinya dengan Anies. [fw/ab]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.