tribunwarta.com – Seorang pria Libya yang diduga membuat bom yang menghancurkan Penerbangan Pan Am 103 di atas kota Lockerbie di Skotlandia pada 1988 berada dalam tahanan Amerika Serikat.
Keluarga dari korban tewas dalam insiden yang kerap disebut “ pemboman Lockerbie ” itu telah diberi tahu bahwa tersangka atas nama “Abu Agela Mas’ud Kheir Al-Marimi ” berada dalam tahanan AS.”
Pernyataan itu disampaikan oleh Kantor Kerajaan Skotlandia dan Layanan Fiskal Kejaksaan pada Minggu (11/12/2022) sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Kerajaan Skotlandia menambahkan bahwa “jaksa dan polisi Skotlandia, bekerja sama dengan pemerintah Inggris dan kolega AS, akan terus melanjutkan penyelidikan ini, dengan tujuan untuk membawa mereka yang bertindak bersama Al-Megrahi ke pengadilan.”
Sebelumnya Abdel Basset Ali al-Megrahi dihukum karena mengebom penerbangan tersebut dan dipenjara seumur hidup pada 2001.
Mas’ud ditahan sekitar dua tahun setelah AS mengajukan tuntutan terhadapnya pada 2020, 32 tahun sejak pemboman yang menewaskan 270 orang, termasuk 190 dari AS.
“Akhirnya, pria yang bertanggung jawab atas pembunuhan orang Amerika dan banyak lainnya ini akan diadili atas kejahatannya,” kata William Barr, jaksa agung AS saat itu, dalam konferensi pers sebagaimana dilansir
Mas’ud diperkirakan akan tampil di sidang pertamanya di pengadilan federal di Washington DC.
Rincian lebih lanjut tentang waktu sidang pengadilan akan segera diumumkan, kata juru bicara Departemen Kehakiman AS.
Boeing 747 melakukan perjalanan dari London ke New York dan meledak di atas Lockerbie pada 21 Desember 1988.
Insiden itu menewaskan semua penumpangnya, 259 orang di dalam pesawat dan 11 lainnya di darat. Itu tetap menjadi serangan paling mematikan di tanah Inggris.
Penyelidikan “pemboman Lockerbie”
Pada 1991, dua agen intelijen Libya lainnya telah didakwa melakukan pengeboman itu, yakni Al-Megrahi dan Lamen Khalifa Fhimah.
Al-Megrahi sampai saat ini adalah satu-satunya orang yang dihukum atas serangan itu. Dia kalah satu kali banding sebelum akhirnya dibebaskan pada 2009 dengan alasan belas kasih karena sakit kanker parah.
Dia meninggal di Libya pada 2012, masih memprotes ketidakbersalahannya.
Fhimah dibebaskan dari semua tuduhan, tetapi jaksa penuntut Skotlandia menyatakan bahwa al-Megrahi tidak bergerak sendiri.
Baru pada 2020, AS membuka dakwaan pidana terhadap Mas’ud menuduhnya bekerja sebagai ahli teknis dalam membuat alat peledak untuk meledakkan Pesawat Pan Am 103 .
Terobosan dalam penyelidikan terjadi ketika pejabat AS pada 2017 menerima salinan wawancara kepada penegak hukum Libya yang diberikan oleh Mas’ud, seorang ahli bahan peledak untuk dinas intelijen Libya.
Wawancara tersebut terjadi pada 2012 setelah dia ditahan, menyusul runtuhnya pemerintahan penguasa lama negara itu, Muammar Gaddafi.
Pejabat AS mengatakan, dalam wawancara itu Mas’ud mengaku membuat bom dalam serangan Pan Am dan bekerja sama dengan dua komplotan lain untuk melaksanakannya.
Dia juga mengatakan operasi itu diperintahkan oleh intelijen Libya, dan Gaddafi berterima kasih padanya dan anggota tim lainnya setelah serangan itu, menurut surat pernyataan FBI yang diajukan dalam kasus tersebut.
Mas’ud sekarang adalah pejabat intelijen Libya ketiga yang didakwa di AS sehubungan dengan pengeboman Lockerbie. Namun, dia akan menjadi orang pertama yang diadili di ruang sidang AS.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.