Iran, Senin (17/10) mengatakan korban tewas akibat kebakaran di penjara Evin, Teheran, telah meningkat menjadi delapan orang.
Kebakaran berkobar hari Sabtu di tengah-tengah protes yang sedang berlangsung dan kini memasuki pekan kelima. Protes itu dipicu oleh kematian Mahsa Amini, perempuan 22 tahun yang ditahan oleh polisi moral karena tidak mengenakan jilbab dengan benar.
Media pemerintah Iran melaporkan api dipadamkan setelah beberapa jam, dan tidak ada tahanan yang kabur.
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri AS mengatakan, “Kami terus mengikuti laporan dari penjara Evin. Kami berhubungan dengan Swiss sebagai negara yang mewakili kepentingan kami. Iran bertanggung jawab penuh atas keselamatan warga negara kami yang ditahan secara keliru, yang harus segera dibebaskan.”
Presiden AS Joe Biden Sabtu mengatakan, “pemerintah Iran sangat menindas” dan bahwa ia “sangat respek pada orang-orang yang berpawai di jalan-jalan.”
Penjara Evin, yang memenjarakan tahanan yang menghadapi dakwaan terkait keamanan dan mencakup pula mereka yang berkewarganegaraan ganda, dituduh berbagai organisasi HAM telah menganiaya para narapidana. Fasilitas ini telah lama dikenal menahan para tahanan politik serta mereka yang memiliki hubungan dengan Barat, yang digunakan Iran sebagai alat tawar menawar dalam negosiasi Internasional.
Nahid Delili, istri Shahab Delili, tahanan berkewarganegaraan ganda di Evin, mengatakan kepada VOA bahwa ia telah berbicara dengan suaminya dan bahwa suaminya dalam keadaan sehat.
Dalam video online, suara tembakan dan ledakan terdengar di kawasan penjara.
Video kebakaran beredar daring, yang mencakup suara tembakan terdengar sewaktu gumpalan asap membubung ke udara di tengah-tengah suara alarm. Tidak lama kemudian, video menunjukkan protes terjadi di jalan di luar penjara, dengan banyak demonstran berseru “Matilah Diktator!” – mengacu pada pemimpin tertinggi Ayatullah Ali Khamenei. Banyak demonstran juga terlihat membakar ban-ban.
Video itu tampak memperlihatkan proyektil yang diluncurkan ke arah penjara oleh pasukan keamanan, disusul suara sedikitnya dua ledakan. Belum jelas benar jenis peluru yang digunakan pasukan keamanan Iran dalam insiden itu.
Lalu lintas padat di sepanjang jalan raya utama di dekat penjara, yang terletak di bagian utara ibu kota. Banyak orang membunyikan klakson untuk menunjukkan solidaritas mereka dengan protes.
Pihak berwenang berupaya memisahkan peristiwa di penjara dari protes yang sedang berlangsung, sementara media pemerintah memberi pernyataan yang saling bertentangan mengenai kekerasan yang terjadi. [uh/ab]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.