tribunwarta.com – Konsulat Indonesia diTawau, Malaysia, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Terbuka (UT) Jakarta dalam rangka menyediakan layanan pendidikan tinggi bagi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah Tawau hingga Kalabakan.
Kepala Perwakilan RI diTawau Heni Hamidah dalam keterangan tertulisnya, Kamis, mengatakan penandatanganan MoU Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi yang dilakukan secara daring bersama Rektor UT Jakarta Ojat Darojat tersebut merupakan perpanjangan dari yang sebelumnya, yang berakhir pada 2022.
Heni mengatakan kerja sama tersebut penting sebagai upaya memaksimalkan pelayanan dan perlindungan terhadap WNI khususnya yang berdomisili di wilayah kerja mereka, yakni di Tawau, Kunak, Semporna, Lahad Datu, dan Kalabakan.
Ketersediaan layanan pendidikan tinggi akan mempermudah para WNI yang ingin melanjutkan kuliah bisa sambil tetap bekerja di berbagai sektor, seperti perkebunan kelapa sawit, pabrik, rumah, hingga rumah tangga, kata dia.
Kelompok Belajar (Pokjar) Universitas Terbuka diTawau mulai berdiri pada 2015 bersamaan dengan Pokjar Kota Kinabalu yang diresmikan langsung oleh duta besar RI saat itu.
Sejak pertama kali dibuka, kepengurusanPokjarUT-Tawau mengalami beberapa kali perubahan, di antaranya di bawah kepengurusan Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) Batam hingga April 2016.
Setelah itu, kepengurusan kemudian beralih di bawah UPBJJ Tarakan hingga pertengahan 2020, dan terakhir berpindahlangsung di bawah UT pusat sampai saat ini, kata Heni.
Awalnya PokjarUT diTawau membuka Program Beasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk S-1 Program Studi Guru Sekolah Dasar (PGSD) dengan jumlah mahasiswa sebanyak 23 orang.
Sebagian besar dari mereka merupakan para guru-guru lokal Community Learning Center (CLC) yang berada di wilayah kerja Konsulat RI Tawau, sebagai bentuk peningkatan kapasitas.
Saat itu, jumlah tutor hanya lima orang, yang merupakan Guru Bina dengan kompetensi dan ijazah magister.
Pembelajaran awal diberikan hanya untuk program S-1 PGSDdan menggunakan sistem tatap muka langsung di kelas pada April 2015 dengan memanfaatkan ruang tunggu permohonan paspor di Konsulat RI Tawau.
Program tersebut dilangsungkan dalam delapan kali pertemuan per semester pada Sabtu dan Minggu mulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00 waktu setempat.
Kini, hampir seluruh jurusan dan program studi yang ada di Universitas Terbuka bisa dipilih oleh calon mahasiswa dan dengan perkuliahan metode daring.
Beberapa perkuliahan tatap muka bergantung pada program studi dengan syarat jumlah mahasiswa adalah antara 25-30 orang. Sedangkan untuk program secara daring, UT membuka perkuliahan setiap waktu tanpa batasan jumlah mahasiswa.