Komisioner HAM PBB Didesak Utamakan Akuntabilitas atas Kejahatan HAM China dan Rusia

Komisioner HAM PBB Didesak Utamakan Akuntabilitas atas Kejahatan HAM China dan Rusia

Mantan Direktur Eksekutif HRW Kenneth Roth pada hari Jumat (16/9) menyebut China sebagai tugas terbesar yang dihadapi kepala urusan HAM PBB baru, Volker Turk. Katanya, Turk harus menindaklanjuti dampak dari laporan Xinjiang yang diterbitkan Michelle Bachelet sebelum dia undur diri sebagai komisioner tinggi.

Dalam sebuah konferensi pers Roth mengatakan, laporan itu menguraikan sebuah gambaran memilukan atas penganiayaan yang diderita oleh lebih dari satu juta warga Uighur dan minoritas Muslim lain, yang dipenjara dalam apa yang disebut sebagai pusat latihan kejuruan.

Kata Roth, situasinya sangat membutuhkan tindakan Dewan HAM PBB. “Dewan HAM PBB tidak pernah mengkritik China. Ini merupakan sebuah kesenjangan besar dari prinsip-prinsip universal yang seharusnya ditegakkan badan ini. Dan badan ini tidak boleh menutup mata terhadap apa yang sekarang merupakan sebuah laporan resmi PBB. Ini merupakan sebuah situasi yang mengerikan dan mungkin merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan di Xinjiang.”

Roth mengatakan, anggota dewan harus mendesakkan sebuah resolusi yang mengutuk tindakan China di Xinjiang, dan memastikan akuntabilitas untuk kejahatan yang dilakukannya. Dia mengakui ini tidak mudah tetapi perjuangan ini bisa dimenangkan.

Kata Roth, dewan itu juga harus mengupayakan seorang pelapor khusus atas penindasan dalam negeri Rusia terhadap warganya sendiri, yang menurut Roth memungkinkan tindak kejahatan perang yang dilakukan pasukan Rusia di Ukraina.

“Menurut saya kedua kegiatan di kedua sisi perbatasan harus dimengerti bersama-sama. Bahwa Putin melakukan segalanya untuk memberangus sentimen anti-perang di dalam Rusia dengan melancarkan penindasan paling intensif sejak masa kekuasaan Soviet,” tukasnya.

Kata Roth selanjutnya, penunjukan pelapor khusus untuk menyelidiki penindasan di dalam negeri Rusia akan memberdayakan dewan untuk menanggapi kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Vladimir Putin di Ukraina.

Roth mengakui akan sulit bagi Turk untuk menentang kedua negara kuat itu, tetapi hal itu bisa diperjuangkan. Kata Roth, ada dukungan luas dari Uni Eropa bagi tindakan terhadap Rusia dan dukungan di antara para anggota dewan semakin besar untuk mengkonfrontasi China atas catatan HAM-nya.

Kata Roth, sulit untuk membayangkan sebuah tugas yang lebih penting dihadapan Dewan selain pada akhirnya memperlihatkan bahwa China bukan lagi sebuah pengecualian dalam penerapan aturan HAM yang mendasar. [jm/rd]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *