Kim Jong Un Akan Gelar Pertemuan Penting Partai, Bahas Apa?

Kim Jong Un Akan Gelar Pertemuan Penting Partai, Bahas Apa?

tribunwarta.com – Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengumumkan akan mengadakan pertemuan penting partai pada Desember mendatang, yang akan menjabarkan arah kebijakan negara tersebut untuk tahun depan.

Dilansir kantor berita AFP, Kamis (1/12/2022), media pemerintah Korut, KCNA melaporkan bahwa Kim membuat pengumuman itu pada pertemuan politbiro pada Rabu (30/11). KCNA menyebut bahwa Kim mengatakan kepada para pimpinan senior bahwa 2023 akan menjadi “tahun bersejarah”.

Pada pertemuan politbiro tersebut, Kim menyebut 2022 sebagai tahun “kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menguji kemauan dan efisiensi perjuangan kita”, menurut laporan KCNA.

Dia menambahkan bahwa “sangat penting … menemukan cara inovatif untuk memecahkan masalah dengan memanfaatkan potensi kita”.

Kim menekankan bahwa 2023 akan menjadi “tahun bersejarah” karena menandai peringatan 75 tahun berdirinya negara itu, dan tujuh dekade sejak berakhirnya permusuhan dalam Perang Korea, yang diakhiri dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Ketegangan militer di semenanjung Korea telah meningkat tajam tahun ini, seiring Pyongyang melakukan rentetan uji coba rudal yang mencetak rekor sepanjang tahun ini, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua tercanggih bulan lalu.

Di tengah rentetan uji coba rudal yang mencetak rekor sepanjang tahun ini, pemimpin Korut Kim Jong Un menegaskan pekan ini bahwa negaranya berniat untuk memiliki kekuatan nuklir paling kuat di dunia.

Sebelumnya, setelah mengawasi peluncuran rudal “monster” Hwasong-17 pada bulan lalu, Kim menyatakan dia ingin Korea Utara memiliki kekuatan nuklir paling kuat di dunia. Para pejabat Seoul dan Washington menyebut Pyongyang mungkin bersiap melanjutkan uji coba nuklir, untuk pertama kali sejak uji coba nuklir terakhir tahun 2017.

Menyusul serangkaian uji coba rudal baru-baru ini, “Kim diperkirakan akan mengeluarkan pedoman tentang bagaimana menangani Korea Selatan serta AS selama pertemuan pleno mendatang,” kata Cheong Seong-chang dari Pusat Studi Korea Utara di Institut Sejong Seoul kepada AFP .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *