tribunwarta.com – Taliban baru-baru ini menetapkan larangan pendidikan universitas untuk kaum perempuan di Afghanistan .
Taliban dengan larangan pendidikan universitas, makin membuktikan kebijakan yang membatasi kaum perempuan Afghanistan .
Bahkan, larangan pendidikan universitas, juga bukti hancurnya hak atas kebebasan bagi kaum perempuan Afghanistan .
Taliban sempat menjanjikan kebijakan lebih lunak saat awal-awal waktu memiliki kekuasan kembali di Afghanistan pada tahun lalu.
Namun ternyata, Taliban justru meningkatkan aturan yang membatasi semua aspek kehidupan kaum perempuan .
Taliban , juga memilih abai pada kemarahan masyarakat internasional atas pembatasan hidup perempuan.
Neda Mohammad Nadeem selaku Menteri Pendidikan Afghanistan , telah menyatakan aturan larangan pendidikan universitas bagi kaum perempuan resmi berlaku.
Tepatnya, Menteri Nadeem menginstruksikan semua universitas negeri dan swasta di Afghanistan untuk mematuhi aturan itu.
“Kalian semua diberitahu untuk menerapkan perintah penangguhan pendidikan perempuan yang disebutkan sampai pemberitahuan lebih lanjut,” demikian bunyi pengumuman kebijakan Taliban itu.
Lebih lanjut, larangan pendidikan universitas bagi kaum perempuan diluncurkan saat ribuan gadis dan wanita mengikuti ujian masuk universitas untuk mencapai cita-cita mereka.
Sebelum aturan baru itu, Taliban masih mengizinkan gadis-gadis Afghanistan mendapat pendidikan universitas, meski harus belajar di ruang terpisah dan diajar oleh profesor wanita atau pria tua.
Bulan berganti bulan, kaum perempuan mulai dilarang menghadiri ruang pendidikan di Universitas Kabul. Diklaim, lingkungan islami yang belum tersedia adalah alasannya.
Akhirnya, pengesahan aturan larangan pendidikan universitas terjadi, yang jelas memunculkan banyak kecaman baru dari kalangan internasional.
Kini, bertambahnya pembatasan aktivitas publik bagi kaum perempuan telah membawa suasana kelam saat periode pertama Taliban berkuasa di Afghanistan .
Amerika Serikat (AS), tentu tampil sebagai negara teratas yang mengutuk keputusan Taliban terkait larangan perempuan dari universitas.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price menyatakan kecaman pada Taliban yang dinilai makin menimbulkan kerugian nyata bagi masa depan. Afghanistan .
” Taliban terkait keputusan ini, telah menimbulkan kerugian nyata bagi mereka,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam suatu momen.
Dengan meningkatnya pembatasan perempuan, AS memastikan tetap membekukan aset Afghanistan sebesar $7 miliar yang disimpan di wilayahnya.
Sedangkan, miliaran bantuan asing juga telah menunda hingga membatalkan kiriman, sebagai akibat dari keputusan Taliban yang terbaru pada kaum perempuan itu.***