Satu armada kapal induk dari AS akan mengunjungi Korea Selatan pekan ini, menurut militer AS. Hal ini merupakan unjuk kekuatan signifikan di tengah-tengah kekhawatiran bahwa Korea Utara dalam waktu dekat akan melakukan uji coba nuklir.
Kapal induk USS Ronald Reagan akan mengunjungi Busan, kota di bagian selatan, kata Angkatan Laut AS di Korea dalam sebuah pernyataannya.
Personel armada kapal penyerang itu akan “berkunjung dan berdialog” dengan mitra mereka di angkatan laut Korea Selatan dan melakukan “pertukaran budaya” dengan rakyat Korea Selatan, kata pernyataan itu.
Kapal induk bertenaga nuklir itu, yang membawa lebih dari 80 pesawat, juga akan melakukan latihan di lepas pantai dengan angkatan laut Korea Selatan, menurut media setempat.
Jika dikukuhkan, ini akan menjadi yang pertama bagi sebuah armada kapal induk AS melakukan latihan semacam itu di dekat Korea Selatan sejak 2017, sewaktu ketegangan memuncak antara mantan presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Lima tahun kemudian, setelah periode diplomasi AS-Korea Utara yang singkat, ketegangan kemungkinan besar akan meningkat lagi, sewaktu masing-masing pihak semakin sering memamerkan kekuatan militernya.
Korea Utara telah meluncurkan rudal dalam jumlah yang mencapai rekor pada tahun ini. Menurut para pejabat AS dan Korea Selatan, Korea Utara telah bersiap untuk melakukan uji coba nuklirnya yang ketujuh.
Pekan lalu, Kim bertekad untuk tidak pernah menyerahkan senjata nuklirnya atau menggunakannya sebagai alat tawar menawar. Negara itu juga mengesahkan UU baru yang menjanjikan pembalasan dengan serangan nuklir langsung jika negara itu diserang oleh “pasukan musuh.”
AS dan Korea Selatan pada Jumat lalu mengecam langkah-langkah itu dan bertekad akan memberikan “tanggapan luar biasa dan tegas” terhadap setiap serangan nuklir Korea Utara.
Menyusul dialog tingkat tinggi antara para pejabat Korea Selatan dan AS di Washington, AS “menegaskan kembali komitmen kuat dan tidak tergoyahkan untuk mengerahkan kemampuan militernya dalam skala penuh, termasuk pertahanan nuklir, konvensional, rudal, dan kemampuan nonnuklir canggih lainnya, untuk memberikan pencegahan yang meluas (bagi Korea Selatan).” [uh/ka]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.