Kanada Gelar Pertemuan Menlu Perempuan Dunia untuk Bahas Masalah Iran

Kanada Gelar Pertemuan Menlu Perempuan Dunia untuk Bahas Masalah Iran

Sekitar 14 menteri luar negeri perempuan dari berbagai negara, pada Kamis (20/10), akan bergabung dalam pertemuan virtual yang diselenggarakan oleh Kanada untuk membahas tindakan keras Iran terhadap para pengunjuk rasa. Pertemuan tersebut diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Kanada Mélanie Joly, pada Rabu (19/10) dalam sebuah pernyataan.

Kematian Mahsa Amini pada bulan lalu saat berada dalam tahanan polisi moral Teheran telah memicu unjuk rasa di seluruh wilayah Iran.

Joly dan 14 menteri luar negeri perempuan lainnya akan bertemu secara virtual pada Kamis, pada pukul 8 pagi waktu timur Amerika. Pertemuan tersebut akan mendengar kesaksian dari sejumlah perempuan keturunan Iran dan membahas keadaan perempuan dan hak asasi manusia di negara itu.

Pertemuan itu akan memberi kesempatab bagi para pejabat untuk mengoordinasikan upaya dan membahas “cara-cara untuk meningkatkan dukungan kolektif mereka bagi rakyat Iran,” tulis pernyataan itu.

“Rekan-rekan saya dan saya akan berkumpul untuk mengirim pesan yang jelas: rezim Iran harus mengakhiri semua bentuk kekerasan dan penganiayaan terhadap rakyat Iran, termasuk agresi brutal mereka, khususnya terhadap perempuan,” kata Joly. “Kanada akan terus mendukung orang-orang Iran yang pemberani yang memperjuangkan hak asasi mereka dan membela ibu, saudara perempuan, istri dan anak perempuan mereka. Hak perempuan adalah hak asasi manusia.”

Pihak pemerintah Iran menuduh negara-negara yang telah menyatakan dukungan untuk demonstrasi yang berlangsung di negaranya telah ikut campur dalam urusan dalam negerinya.

Menteri luar negeri asal Jerman, Chile, Selandia Baru dan Norwegia termasuk di antara 14 menteri yang akan bergabung dalam pertemuan tersebut Kanada, kata sumber pemerintah kepada Reuters. Prancis akan bergabung dalam seruan itu, tetapi Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna tidak dapat menghadiri pertemuan itu, menurut sumber tersebut.

Negara-negara lain yang diharapkan akan berpartisipasi dalam pertemuan itu, menurut laporan kantor berita Reuters adalah Albania, Andorra, Republik Afrika Tengah, Chile, Islandia, Kosovo, Libya, Liechtenstein, Mongolia dan Panama.

Beberapa negara, termasuk Kanada dan Amerika Serikat, telah menjatuhkan sanksi terhadap Iran.

Joly, pada Rabu, sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters mengumumkan sanksi tambahan atas pelanggaran hak asasi manusia di Iran, dengan menarget empat entitas dan enam individu, termasuk Wakil Menteri Dalam Negeri Iran Majid Mirahmadi.

Amini, seorang perempuan berusia 22 tahun yang berasal dari wilayah Kurdistan Iran, ditangkap pada 13 September oleh petugas polisi moral karena mengenakan jilbab secara tidak pantas. Ia meninggal tiga hari kemudian saat berada dalam tahanan polisi.

Para pemimpin agama Iran berusaha menggambarkan demonstrasi itu sebagai bagian dari gerakan pemisahan diri oleh minoritas Kurdi yang mengancam persatuan bangsa, bukan sebagai protes terhadap aturan ulama. [my/rs]

Beberapa informasi di dalam artikel ini diambil dari Reuters

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *