Studi eksperimental yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menemukan bahwa Puan Maharani tidak akan memiliki efek positif bagi PDI-P jika dicalonkan sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024. Pencalonan Puan dinilai tidak memiliki pengaruh bahkan cenderung memperlemah suara PDI-P. Uji studi itu diperoleh SMRC dari 1.220 responden, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan kesalahan 3,1 persen.
“Kalau tanpa Puan atau netral tanpa nama, itu PDI-P dapat 28 persen. Kalau memasukkan Puan menjadi 25 persen menurun sedikit. Puan tidak meningkatkan elektabilitas PDIP kalau dia dicalonkan. Minimal hanya stabil saja berkurang sedikit,” kata pendiri SMRC, Saiful Mujani, Kamis (29/9).
Lanjut Saiful, jika PDI-P mengajukan Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto sebagai calon presiden, maka akan memberikan efek positif terhadap suara PDI-P untuk pemilihan legislatif.
Dalam survei itu SMRC menemukan 43 persen responden akan memilih PDI-P jika mencalonkan Ganjar untuk menjadi presiden.
“Kalau dimasukkan Ganjar naik cukup tajam. Intinya Ganjar memperkuat PDI-P secara signifikan. Tanpa Ganjar itu hanya 28 persen. Jika mencalonkan Ganjar menjadi 43 persen. Naik sekitar 15 persen. Dia (Ganjar) bisa membantu PDI-P,” ucapnya.
Sedangkan, apabila Anies Baswedan dicalonkan PDI-P dalam Pilpres 2024, maka ada 38 persen responden yang akan memilih PDI-P. Angka yang kurang lebih sama, yaitu 36 persen, didapati jika PDI-P mencalonkan Prabowo Subianto.
“Anies juga lumayan punya efek. Anies juga punya kontribusi positif walaupun tidak sekuat Ganjar. Prabowo juga lumayan menaikkan 10 persen, Anies 12 persen, dan Ganjar 15 persen,” jelas Saiful.
Dengan demikian secara keseluruhan Ganjar memiliki pengaruh paling positif pada peningkatan suara PDI-P yakni sekitar 14,7 persen. Sementara pengaruh Anies sebesar 9,9 persen dan Prabowo 8,4 persen. Sedangkan pengaruh Puan terhadap PDI-P dinilai negatif.
“Jika ingin kader sendiri yang menjadi presiden dan memperkuat partai maka Ganjar pilihan terbaik untuk PDI-P. Kalau Puan itu akan mengancam terhadap PDI-P. Orang yang ada di PDI-P bisa pergi kalau Puan menjadi calon. Itu temuan fakta kami,” ungkap Saiful.
Pengamat : PDI-P Punya Cukup Waktu Untuk Dorong Elektabilitas Puan
Sementara pengamat politik sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara (UMSU) Arifin Saleh Siregar mengatakan, Puan tak perlu risau dengan hasil survei yang menyoroti elektabilitas menjelang Pilpres 2024. Pasalnya, PDI-P masih memiliki waktu yang cukup panjang untuk mengerek naik elektabilitas Puan apabila memang diutamakan menjadi capres di 2024.
“Jadi segala hal bisa akan berubah, popularitas itu bisa dikejar. Kalau sudah populer dan disukai elektabilitasnya itu akan meningkat. Menurut saya PDIP tidak usah galau dan khawatir dengan elektabilitas Puan yang berdasarkan survei masih berada di bawah beberapa kandidat capres lain,” ucapnya kepada VOA.
Meskipun saat ini elektabilitas Puan masih jauh dibandingkan Ganjar, Anies, dan Prabowo. Namun Puan masih mempunyai kesempatan untuk meningkatkan elektabilitasnya.
“Puan sudah populer, sekarang kesukaan (publik) itu perlu diciptakan. Itu perlu kerja keras dari mesin partai dan bagaimana Puan membentuk dirinya melakukan branding. PDI-P tidak perlu risau,” jelas Arifin.
Lanjutnya, PDI-P juga harus berani menunjukkan politik yang elegan dalam menentukan siapa kandidat untuk bertarung di Pilpres 2024. Misalnya, mengusung kadernya sendiri untuk maju dalam Pilpres 2024.
“Memang sudah saatnya PDI-P mengusung kader sejati sendiri untuk bertarung di Pilpres 2024. Bukan lagi calon-calon dari kader yang diragukan, apalagi orang-orang luar,” kata Arifin.
Arifin pun menilai saat ini tampak PDI-P masih memiliki dilema dalam menentukan nama yang akan dicalonkan sebagai capres di Pilpres 2024. Dilema itu lantaran ada nama Ganjar yang memiliki elektabilitas tinggi dibandingkan Puan di PDIP. Padahal Puan merupakan anak dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang otomatis bakal menjadi prioritas.
“Tapi yang nyata sedang dipersiapkan itu Puan. Itu yang saya lihat. PDI-P tak perlu tes ombak lagi. Kalau sudah memang akan mengusung Puan ya harus all out. PDI-P harus melakukan politik elegan yang berani mendukung kader sejatinya sendiri bukan orang lain,” pungkasnya.[aa/em]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.