tribunwarta.com – Iran telah memanggil duta besar Perancis atas penerbitan karikatur pemimpin tertinggi negara itu, Ayatollah Ali Khamenei, di majalah Charlie Hebdo .
Dilansir dari AFP, majalah mingguan itu menerbitkan lusinan kartun yang mengolok-olok tokoh agama dan politik tertinggi di republik Islam itu.
Ini jadi bagian dari kompetisi yang diluncurkan pada Desember untuk mendukung gerakan protes yang dimulai di Iran September lalu.
Kemudian pada hari Rabu (4/1/2023), kementerian luar negeri Iran mengatakan telah memanggil duta besar Perancis, Nicolas Roche.
“Perancis tidak berhak menghina kesucian negara dan bangsa Muslim lainnya dengan dalih kebebasan berekspresi,” kata juru bicara kementerian luar negeri, Nasser Kanani.
“Iran sedang menunggu penjelasan dan tindakan kompensasi pemerintah Perancis dalam mengutuk perilaku yang tidak dapat diterima dari publikasi Perancis.”
Menteri luar negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mencuit bahwa tindakan menghina dan tidak senonoh dari publikasi Perancis dalam menerbitkan kartun melawan otoritas agama dan politik tidak akan berjalan tanpa tanggapan yang efektif dan tegas
“Kami tidak akan membiarkan pemerintah Perancis melampaui batasnya. Mereka pasti telah memilih jalan yang salah,” tulisnya.
Dilihat oleh para pendukung sebagai pendukung kebebasan berbicara dan oleh para kritikus sebagai sarana provokasi yang tidak perlu, Charlie Hebdo memang kontroversial, bahkan di Perancis.
Namun negara itu bersatu dalam kesedihan ketika pada Januari 2015 majalah itu menjadi sasaran serangan mematikan oleh orang-orang bersenjata yang mengaku marah saat publikasi itu menerbitkan kartun Nabi Muhammad.
Edisi terbaru Charlie Hebdo menampilkan pemenang kontes kartun baru-baru ini di mana peserta diminta untuk menggambar karikatur Khamenei yang paling ofensif, yang telah memegang jabatan tertinggi Iran sejak 1989.
Salah satu finalis menggambarkan seorang ulama bersorban meraih jerat algojo saat dia tenggelam dalam darah, sementara yang lain menunjukkan Khamenei berpegangan pada singgasana raksasa di atas kepalan tangan pengunjuk rasa.
Lainnya menggambarkan adegan yang lebih vulgar dan eksplisit secara seksual.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.