tribunwarta.com – Gubernur New York , Amerika Serikat (AS), Kathy Hochul membuat gebrakan pada awal tahun 2023 dengan melegalkan jenazah manusia menjadi pupuk kompos .
Dia mengizinkan penguraian organik alami yang dikenal sebagai pengomposan manusia atau terramation setelah meninggal dunia pada Sabtu, 1 Januari 2023. Langkah legislatif itu pun menjadikan New York sebagai negara bagian keenam yang melakukan pengomposan tersebut.
Dengan aturan itu, Kathy Hochul memberi warga New York akses ke metode penguburan alternatif hijau yang dianggap ramah lingkungan. Namun, yang meninggal tidak boleh hanya dilemparkan ke tumpukan kompos.
Nantinya, jenazah harus dikirim ke perusahaan pemakaman yang disertifikasi sebagai fasilitas pengurangan organik, berventilasi dengan kandungan yang tepat, serta tidak mengandung baterai, paket baterai, sel daya, implan radioaktif, atau perangkat radioaktif.
Washington DC menjadi negara bagian pertama yang melegalkan pengomposan manusia pada tahun 2019, diikuti oleh Colorado dan Oregon pada tahun 2021, kemudian Vermont dan California pada tahun 2022.
Sedangkan Undang-undang New York , A382, meloloskan kedua uji majelis selama musim panas.
Dalam kebanyakan kasus, jenazah ditempatkan ke dalam wadah semi-terbuka yang dapat digunakan kembali yang berisi tempat tidur yang sesuai, yakni serpihan kayu, dan alfalfa atau jerami. Hal itu ideal bagi mikroba untuk melakukan pekerjaan mereka.
Pada akhir proses, dihasilkan halaman kubik tanah padat nutrisi, setara dengan 36 kantong tanah, yang kemudian dapat digunakan sebagai pupuk.
“Setiap hal yang dapat kita lakukan untuk menjauhkan orang dari pelapis beton dan peti mati mewah dan pembalseman, harus kita lakukan dan dukung,” kata Michelle Menter, manajer di Greensprings Natural Cemetery Preserve di pusat kota New York .
Dia menambahkan bahwa bisnisnya akan sangat mempertimbangkan metode tersebut.
Sebelum memutuskan untuk melegalkan cara tersebut, Kathy Hochul sempat mengalami dilema politik terkait masalah ini. Pasalnya, dia merupakan orang Irlandia-AS yang bangga dan sering berbicara tentang bagaimana ‘akar’ Katolik Irlandia yang dimiliki mempengaruhi pandangan politiknya.
Konferensi Katolik Negara Bagian New York telah mendorong para pengikut gereja untuk menekan Kathy Hochul agar memveto RUU mengenai pengomposan jenazah tersebut. Mereka berpendapat bahwa proses itu “tidak memberikan rasa hormat kepada tubuh jenazah “.
“Sebuah proses yang sangat tepat untuk mengembalikan sayuran yang telah dipangkas ke bumi belum tentu sesuai untuk tubuh manusia,” kata Dennis Poust, direktur eksekutif organisasi tersebut.
Di sisi lain, para pendukung Order of the Good Death mendesak Kathy Hochul untuk memberikan tanda tangannya, dan menawarkan serangkaian kartu dekoratif berwarna bertuliskan “Compost Me” dan “I Want to Be a Tree” untuk dikirim kepadanya.
Sementara yang lain berpendapat bahwa orang menginginkan metode yang sesuai dengan bagaimana mereka menjalani hidup mereka.
“Kremasi menggunakan bahan bakar fosil dan penguburan menggunakan banyak lahan dan memiliki jejak karbon,” kata Katrina Spade, pendiri Recompose, rumah duka hijau di Seattle yang menawarkan pengomposan manusia.
“Bagi banyak orang, diubah menjadi tanah yang dapat diubah untuk tumbuh menjadi kebun atau pohon cukup berdampak,” tuturnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Guardian, Rabu, 4 Januari 2023.
Pelopor lain dari penguraian organik alami tidak hanya menawarkan layanan pengomposan manusia, tetapi juga penguburan hijau dan kremasi air (AKA aquamation). Mereka mengatakan prosesnya ekonomis serta ramah lingkungan, dengan tubuh berubah dalam enam hingga delapan minggu.***