Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pemulangan warga negaranya yang ditahan di luar negeri “tetap menjadi prioritas.” Kebijakan itu dilakukan terlepas dari kemunduran yang terjadi dalam kasus penahanan pebasket AS Brittney Griner di Rusia.
“Kami kecewa terhadap apa yang kami saksikan hari ini, tetapi (kami) tidak terkejut dengan hasilnya,” kata Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre.
“Seperti yang sudah kami sampaikan dalam berbagai kesempatan, proses peradilan ini adalah sebuah tipu muslihat. Begini, masalah ini adalah prioritas pemerintahan ini,” tukasnya, mengacu kasus yang dialami Griner.
Pernyataan itu disampaikan setelah pengadilan Rusia pada Selasa (25/10) menolak banding yang diajukan Griner itu atas hukuman sembilan tahun penjara karena kepemilikan narkoba, langkah yang dapat semakin mendekatkannya pada proses pertukaran tahanan berisiko tinggi antara Moskow dan Washington.
Pebasket yang sudah delapan kali berlaga dalam kompetisi all-star bersama klub bola basket Phoenix Mercury di liga bola basket perempuan AS (WNBA) itu divonis bersalah pada 4 Agustus lalu setelah polisi mengatakan mereka menemukan tabung vape berisi minyak ganja di bagasinya di Bandara Sheremetyevo Moskow.
Griner, 32 tahun, tidak berada di Gedung Pengadilan Wilayah Moskow saat persidangan berlangsung. Ia hanya hadir melalui tautan video dari sebuah pusat tahanan khusus di luar ibu kota, di mana dirinya ditahan.
Hukuman sembilan tahun penjara yang dijatuhkan pada peraih dua medali emas Olimpiade itu hampir mencapai hukuman maksimal 10 tahun. Pengacara Griner menganggap putusan itu berlebihan. Mereka mengatakan, dalam kasus serupa, terdakwa biasanya dijatuhi hukuman rata-rata lima tahun penjara, di mana sepertiganya menerima pembebasan bersyarat.
Warga negara AS lain yang ditahan di Rusia adalah Paul Whelan, yang tengah menjalani hukuman 16 tahun penjara di negara tersebut dalam kasus spionase.
Associated Press dan organisasi pemberitaan lain telah melaporkan bahwa Washington telah menawarkan pertukaran Griner dan Whelan dengan Viktor Bout, seorang pedagang senjata Rusia yang menjalani hukuman 25 tahun di AS dan sempat dijuluki “pedagang kematian.”
Gedung Putih mengatakan pihaknya belum menerima tanggapan yang produktif dari Rusia atas tawaran tersebut. [rd/ah]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.