Malam penuh kegembiraan di kawasan hiburan populer Seoul, Itaewon, berubah menjadi mimpi buruk dalam sekejap. Kerumunan orang berdesakan memenuhi sebuah gang sempit menuju Itaewon, di mana ratusan di antaranya kemudian terperangkap.
Orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu, termasuk mereka yang berkostum Halloween, berusaha memberikan pertolongan pertama sebelum petugas gawat darurat tiba.
Banyak di antara mereka yang tak tertolong, sebagian besarnya masih remaja dan di usia 20-an. Jasad mereka tergeletak di jalanan sebelum ambulans berhasil menembus kerumunan.
Perayaan Halloween di Itaewon malam itu adalah yang pertama kalinya dilakukan setelah pelonggaran aturan COVID-19 di Seoul. Kini Itaewon menjadi sebuah tempat kejadian perkara, di mana keluarga dan kerabat berdatangan untuk mencari informasi tentang nasib orang-orang yang mereka cintai.
Nathan Taverniti, warga Australia yang menetap di Seoul, berada di Itaewon bersama ketiga temannya saat insiden terjadi. ‘Gelombang manusia’ tersendat di gang sempit itu, katanya. Sementara bala bantuan tak segera tiba.
Salah satu temannya yang sedang berkunjung ke Seoul tewas terinjak-injak, sementara dua temannya yang lain masih dirawat di rumah sakit.
Nathan, yang berbicara kepada Reuters, menuturkan, “Ada begitu banyak orang… dan saya harus berbalik badan untuk memberitahu kerumunan orang bahwa mereka tidak bisa berjalan ke arah kami, orang-orang sekarat, karena saya tahu kondisinya sudah seburuk itu, tapi orang-orang bersikap sangat kasar. Saya harus memberi tahu mereka bahwa mereka tidak bisa ke sini… dan petugas gawat darurat sangat lama sampai di lokasi.”
Sementara Janelle Story, yang juga berada di lokasi, mengatakan kepada Sky News, bahwa kerumunan di Itaewon malam itu tidak seperti biasanya.“Saya mendengar banyak hal, tapi yang jelas ada kepanikan yang menuju arah kami. Beberapa berteriak ketakutan, tapi juga kebingungan. Kami tidak tahu apa yang saat itu sedang terjadi, pada saat itu kami tidak tahu apa-apa,” jelasnya.
Dalam konferensi pers di Seoul hari Minggu (30/10), Menteri Dalam Negeri Korea Selatan Lee Sang-min mengatakan pihak berwenang masih menyelidiki penyebab peristiwa mematikan itu.
Diperkirakan 100.000 orang berkumpul di distrik Itaewon malam itu.
Lee Sang-min mengatakan, “Sejauh yang kami ketahui, jumlah kerumunan di tempat kejadian tidak lebih besar dari tahun sebelumnya, bahkan mengingat keadaan di mana [pembatasan] COVID-19 tahun ini sudah dilonggarkan. Tapi karena penanganan kecelakaan itu menjadi prioritas utama saat ini, kami berusaha untuk mengatur situasi itu terlebih dahulu dan mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut. Ada banyak cerita tentang penyebab kecelakaan itu.”
Beberapa jam setelah peristiwa, banyak pengunjung yang tampak kebingungan, sementara sisanya masih ada yang lanjut berpesta, tampak tidak menyadari tragedi yang telah terjadi.
Juyoung Possamai, seorang bartender di Itaewon, menuturkan, “Saya tidak menyangka kejadian seperti ini bisa terjadi di Korea, terutama di Itaewon. Saya sudah sering berpesta Halloween di Korea. Memang selalu padat tapi tidak pernah sampai terjadi peristiwa seperti ini.”
Tragedi itu menjadi insiden lonjakan massa paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan yang kemungkinan akan menimbulkan pertanyaan serius tentang standar keselamatan masyarakat di negara itu. Pihak berwenang masih menyelidiki peristiwa tersebut.
Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo mengatakan, masa berkabung nasional akan berlangsung hingga 5 November.
Ucapan belasungkawa disampaikan para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Paus Fransiskus juga mendoakan para korban saat menyampaikan doa Angelus di Lapangan Santo Petrus di Roma. “Kita juga berdoa kepada Tuhan bagi mereka – terutama anak-anak muda – yang meninggal dunia tadi malam di Seoul, karena konsekuensi tragis dari peristiwa berdesakan di sana,” jelasnya.
Bintang-bintang K-Pop pun menyampaikan duka cita mereka melalui media sosial kepada para korban dan keluarga mereka. Jin dari BTS membatalkan acara musiknya setelah tragedi itu, kata perusahaan yang menaunginya melalui Twitter.
Chen dari EXO juga mengumumkan penundaan perilisan album barunya sehubungan dengan tragedi tersebut. Sementara salah satu agensi artis terbesar Korea, SM Entertainment, membatalkan acara Halloweennya. [rd/jm]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.