Saham-saham di seluruh dunia anjlok hari Jumat (23/9) di tengah semakin banyaknya indikasi melemahnya perekonomian dunia, seiring kebijakan bank-bank sentral yang menaikkan tingkat suku bunga.
Standard&Poor 500% ditutup melemah 1,72% di posisi 3.693, menambah kesuraman pada minggu yang berat. Penurunan ini mendekati titik terendah tahun ini yang tercatat pada pertengahan Juni lalu.
Saham-saham Eropa turun sama tajamnya atau bahkan lebih, setelah data awal menunjukkan aktivitas bisnis mengalami kontraksi bulanan terburuk sejak awal 2021. Hal lain yang menambah tekanan adalah rencana baru yang diumumkan pemerintah Inggris untuk memotong pajak, yang membuat imbal hasil Inggris melonjak karena pada akhirnya memaksa bank sentralnya menaikkan suku bunga lebih tajam lagi.
Bank Sentral Amerika dan bank-bank sentral lain di seluruh dunia telah secara agresif menaikkan suku bunga minggu ini dengan harapan dapat mengurangi inflasi yang tinggi. Mereka mengatakan akan mendorong kenaikan suku bunga yang lebih besar di masa depan.
Tetapi langkah itu juga mengerem laju perekonomian, mengancam terjadinya resesi karena melambatnya pertumbuhan di seluruh dunia.
Selain data aktivitas bisnis Eropa yang mengecewakan pada hari Jumat, sebuah laporan terpisah menunjukkan aktivitas Amerika yang juga masih menyusut meski tidak separah bulan-bulan sebelumnya.
Associated Press mengutip tulisan Kepala ekonom di BMO Capital Markets Douglas Porter di sebuah laporan penelitian bahwa “pasar keuangan sekarang sepenuhnya menyerap pesan Bank Sentral yaitu tidak akan mundur dari pertarungan melawan inflasi.”
Harga minyak mentah jatuh ke titik terendah sejak awal tahun ini di tengah kekhawatiran bahwa ekonomi global yang lebih lemah akan menurunkan kebutuhan BBM.
Nilai mata uang kripto juga turun tajam karena suku bunga yang lebih tinggi cenderung memukul keras investasiyang terlihat paling mahal atau paling berisiko.
Nilai emas juga anjlok karena obligasi yang membayar imbal hasil lebih tinggi membuat investasi yang tidak membayar bunga terlihat kurang menarik.
Sementara nilai dolar Amerika bergerak naik tajam terhadap mata uang lainnya. Hal ini dapat menurunkan profit perusahaan-perusahaan Amerika dengan banyak bisnis di luar negeri, serta memberi tekanan keuangan di sebagian besar negara berkembang.
Indeks Dow Jones turun 1,62% atau 486 point dan Jumat sore ditutup menjadi 29.590,41.
Indeks Nasdaq anjlok lebih dalam yaitu 1,8% atau 198 point dan ditutup menjadi 10.867,93. [em/pp]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.