TABLOIDBINTANG.COM – Drew Barrymore lahir di dinasti Hollywood. Ayahnya adalah actor legendaris John Barrymore, demikian kakeknya adalah orang berpengaruh di industry film. Sejak usia 11 bulan, Drew sudah menjadi bintang iklan dan di usia 7 tahun dia meledak menjadi idola berkat film E.T karya Steven Spielberg. Popularitas, keglamoran telah menjadi bagian dari dirinya sejak kecil.
Tapi gadis kecil yang lucu ini segera jatuh dalam hari-hari yang suram, ketika ayahnya dan ibunya, Jaid—yang kemudian menjadi manajernya—bercerai. Drew hidup tak terkontrol. Bergelimang uang sejak dini, ia mengecap pergaulan bebas tanpa kontrol orang tua. Di usia 7 tahun ia sudah melumuri es krimnya dengan minuman Baileys. Di usia 11 tahun ibunya membiarkan Drew pegi ke pesta demi pesta, dan dia senang minum-minum. Tak heran, di usia 12 tahun dia sudah menjadi pemabuk.
Latar perceraian dan ayahnya yang kecanduan minuman keras, sedikitnya menjadi pengaruh, selain dari pada pergaulan bebas di kalangan jet set Hollywood. Drew mengatakan, fase terendah adalah di usia 13 tahun, hidupnya dikuasai alkohol, rokok, obat-obatan. Puncaknya, dia menyayat tangannya dengan silet. Merasa tak bahagia, ada bagian dirinya yang “kosong”.
“Ketika saya umur 13 tahun, saya benar-benar hancur. Itu titik terendah hidup saya. Yang saya tahu, saya merasa sendiri. Tidak ada orang tua. Ibu saya, lebih seperti manajer saya. Itu rasanya benar-benar kacau. Saya selalu merasa marah, saya berusaha kabur,” kenang Drew.
Drew mengingat perasaannya saat itu, mengapa ia terjerumus begitu dalam, dan dia mengatakan, “Kenapa saya begitu marah? Lalu saya sadar, oh, karena saya merasa orang tua saya tidak ada untuk saya.”
Ironis, di tengah popularitas yang begitu dini, ia malah ingin mengakhiri hidupnya. Drew lebih banyak dalam kondisi tidak sadar daripada sadar. “Saya menyayat pergelangan tangan saya. Selanjutnya, yang saya tahu, ibu menaruh saya di pusat rehabilitasi selama 1,5 tahun! Saya terkunci di sana, hari-hari saya menjadi kelam,” ungkap Drew.
Semua karier yang cemerlang di usia muda hancur sekejap. Keluar dari rehabilitasi, usinya masih 15 tahun. Drew tahu, ia bukan Drew yang lucu lagi, yang selalu dikejar untuk foto, wawancara, untuk dimintai tanda tangan. Hidup berubah, ia taka da pekerjaan. “Mereka akhirnya, memisahkan saya dari ibu. Pada akhirnya, mereka melihat tidak baik untuk saya tinggal bersama ibu,”cerita Drew.
“Itu masa-masa yang sulit. Saya sangat beruntung, bisa kembali normal, bisa kembali mendapatkan pekerjaan, dan berada pada titik ini. Karena dulu, dulu saya anak kecil, remaja yang sangat tidak normal.” Ungkapnya.
Artikel ini bersumber dari www.tabloidbintang.com.