tribunwarta.com – Kuliner es krim semakin menjamur dan tengah menjadi tren terbaru di kalangan anak muda.
Tak hanya produk kemasan, kini ada banyak kedai es krim ya tersedia dengan keunggulan rasanya masing-masing.
Tentunya sulit untuk tidak tergoda dengan sajian dingin yang terbuat dari susu ini.
Apalagi ditambah dengan berbagai toping yang manis dan gurih sehingga makin lezat dinikmati ketika cuaca terik.
Namun kebiasaan jajan es krim terus-menerus rupanya tidak terlalu baik untuk kesehatan, khususnya dari segi nutrisi.
Beberapa kalangan juga khawatir jika perilaku ini bisa memicu risiko diabetes karena rasa manis yang berlebihan.
Dampak kebiasaan makan es krim terlalu sering
Ulfa Teni Safira, S.Gz, ahli gizi Dietela, layanan konsultasi diet online di Indonesia, berbagi pendapatnya soal tren makan es krim yang menjadi viral ini.
“Bisa ningkatin risiko diabetes kalau konteksnya kita sering atau rutin makan itu,” ujarnya kepada Kompas.com.
Alasannya, berdasarkan informasi nilai gizi yang tertera, es krim kemasan yang banyak beredar nyaris seluruhnya terdiri dari gula, pemanis dan lemak.
“Bahkan gak ada serat jadi ya sumbangannya ke tubuh itu karbo dan lemak dominan,” tambahnya.
Risikonya semakin tinggi ketika kita menikmati seporsi es krim dari kedai atau franchise tertentu yang tidak mencantumkan informasi nutrisinya.
“Bisa dibilang begitu karena kita gak tau nih dalam 1 porsi itu berapa sih kandungan gula & lemaknya,” jelas Ulfa.
Namun ia mengingatkan jika risiko diabetes terjadi jika kita terlalu sering mengkonsumsi es krim tersebut.
Misalnya setiap hari atau lebih dari tiga kali dalam satu minggu.
Sebaliknya, Ulfa berpendapat jika masih tergolong aman apabila kita membatasi diri hanya makan es krim satu kali dalam seminggu.
Penumpukan gula & lemaknya jd gak sebanyak itu kalau jarang dikonsumsi.”
Tips makan es krim dengan sehat
Sebenarnya kita bisa tetap memuaskan keinginan menikmati es krim yang lezat tanpa berisiko kesehatan, dengan beberapa catatan.
Ulfa menyarankan agar kita memastikan informasi nilai gizinya khususnya memastikan kandungan gulanya.
Dianjurkan memilih produk es krim yang kadar gulangnya kurang dari 10 gram per sajian.
“Ingat juga bahwa batas anjuran konsumsi gula tambahan dari Kementerian Kesehatan RI itu 50 gram/hari, sebaiknya gak dihabiskan,” katanya.
Jadi, pastikan membatasi asupan gula dari makanan atau minuman lainnya di hari tersebut jika kita sudah makan es krim.
Tips kedua, kombinasikan dengan buah segar atau kacang-kacangan sebagai tambahan serat agar es krim tersebut lebih padat gizi.
Tips ketiga yakni membatasi es krim sebagai makanan rekreasional sehingga hanya dikonsumsi jika benar-benar menginginkannya, bukan setiap hari.
“Jadikanlah dia sebagaimana seharusnya yaitu makanan rekreasional, yang dimakan ketika memang lagi ingin saja,” terang Ulfa.
Ia juga menjelaskan tidak ada varian atau jenis es krim tertentu yang lebih sehat dari segi nutrisi.
Kuncinya adalah menjaga frekuensinya agar tidak terlalu sering sehingga bisa tetap memuaskan keinginan terhadap es krim favorit itu.
“Kalau pesan varian yang mana sih menurutku lebih baik pesan yang kita suka aja tapi frekuensinya yang diatur, misalnya seminggu 1x,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.