TABLOIDBINTANG.COM – Citayam Fashion Week sedang trending. Datang dari Citayam, Depok, Jawa Barat, menguasai Jakarta, dan lalu menyebar ke berbagai daerah. Luar biasa. Top markotop. Saking besar atensi media pada tren ini, seperti yang selalu terjadi, banyak pihak yang kemudian berlomba memanfaatkan untuk kepentingan masing-masing. Numpang eksis di momen atau tren yang sedang disukai memang sudah lama dilakukan banyak orang. Dan itu manusiawi, biasa saja. Di momen Citayam Fashion Week juga tak sedikit yang ikutan numpang eksis.
Tapi kehebohan Citayam Fashion Week belakangan berubah jadi kontroversi. Kontroversi pertama muncul setelah banyak pihak yang bukan orang Citayam, memanfaatkan tren ini untuk numpang eksis. Mulai dari artis sampai politisi ikut mejeng. Mereka ini malah kemudian seakan mendominasi. Ungkapan dalam bahasa Inggris, diciptakan orang miskin dicuri orang kaya, pun sempat trending di Twitter untuk mengecam fenomena itu. Banyak yang marah melihat politisi dan artis rame-rame memanfaatkan kehebohan Citayam Fashion Week.
Kontroversi lain juga muncul setelah ada pihak-pihak yang merasa ajang Citayam Fashion Week menjadi tempat kelompok LGBT untuk unjuk eksistensi diri. Foto juga video cowok-cowok berdandan dan bergaya kemayu beredar di sosial media disertai tulisan berisi keprihatinan juga kecaman. Bahkan sampai ada pejabat yang ikut mengomentari soal ini.
Kontroversi berikutnya soal brand Citayam Fashion Week yang seolah jadi rebutan. Artis Baim Wong dan beberapa pihak lain dikabarkan mendaftarkan nama Citayam Fashion Week ke Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI). Baim mendaftarkan nama tersebut pada 20 Juli 2022 melalui PT Tiger Wong Entertainment. Kecaman pun datang dari sana-sini. Banyak yang keberatan Citayam Fashion Week dimilik atau dikuasai satu orang.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang sempat ikut eksis di ajang Citayam Fashion Week coba memberi nasehat pada Baim Wong. Lewat akun Instagramnya, Ridwan Kamil menulis surat yang ditujukan pada Baim Wong dkk. “Nasehat saya, tidak semua urusan di dunia ini harus selalu dilihat dari sisi komersial. Fenomena #CitayamFashionWeek itu adalah gerakan organik akar rumput yang tumbuhkembangnya harus natural dan organik pula. Sekalinya diformalkan dan dimewahkan, apalagi oleh orang luar, malah akan hilang tujuan dan maksudnya. Dan biasanya gerakannya malah akan mati muda. Biarkan ini jadi cerita, bahwa fashion jalanan tetap adanya di jalanan. Bukan di sarinah, bukan di podcast, bukan pula harus menginternasional. Biarkan tetap Slebew bukan Haute Couture,” tulis RK dalam suratnya yang diunggah ke Instagram.
Banyak yang setuju dengan saran Ridwan Kamil pada Baim Wong. Jadi akan ke mana Citayam Fashion Week? Heboh sesaat lalu basi dan terlupakan, atau ini akan jadi cikal bakal kebangkitan fashion yang tumbuh dan berkembang dari bawah? Kalau semua hanya sibuk memanfaatkan Citayam Fashion Week untuk kepentingan sendiri, tren ini bukan hanya tak berumur panjang tapi juga sulit dikembangkan untuk menjadi sesuatu yang lebih besar dan berguna bagi banyak pihak.
Penulis Redaksi
Editor Suyanto Soemohardjo
Artikel ini bersumber dari www.tabloidbintang.com.