Chef Salt Bae Dikecam Netizen Dunia, Kenapa?

Chef Salt Bae Dikecam Netizen Dunia, Kenapa?

tribunwarta.com – Salah satu koki asal Turki, Nusr-et Gokce atau yang lebih dikenal sebagai ‘Salt Bae’ dibanjiri kecaman dari pecinta sepak bola di seluruh dunia setelah dirinya turut melakukan selebrasi atas kemenangan Tim Nasional (Timnas) Argentina di Stadion Lusail, Qatar, Minggu (18/12/2022).

Diketahui, koki selebritas tersebut dikecam karena ikutan menyentuh trofi Piala Dunia yang sakral. Berdasarkan regulasi FIFA, trofi Piala Dunia FIFA asli hanya boleh disentuh dan dipegang oleh sekelompok orang terpilih, yaitu pemain, tim ofisial, petinggi negara juara dunia, mantan pemenang Piala Dunia, dan petinggi FIFA.

Sementara itu, Salt Bae yang bukan bagian dari sekelompok orang terpilih tersebut malah memegang, mencium, dan melakukan swafoto (selfie) secara sembarangan bersama trofi Piala Dunia. Bahkan, ia turut berfoto dengan menggigit medali emas milik pemain La Albiceleste. Aksi tersebut pun mengundang amarah dari warganet di media sosial.

“Kenapa tidak ada yang memukul idiot ini?” ungkap pemilik akun Twitter @DGawr.

“Kenapa badut ini diizinkan untuk menyentuh trofi Piala Dunia? Dia bahkan tidak bermain di final melawan Prancis untuk mendapatkan hak istimewa seperti itu. FIFA harus bertindak sekarang!” kata pemilik akun Twitter @salehmichael648.

“Mereka telah bekerja keras untuk memperebutkan trofi itu. Seharusnya Anda tidak boleh menyentuhnya!” tegur warganet lainnya.

Dilansir dari Sporting News, FIFA memang telah menegakkan aturan ketat terkait penyentuhan trofi paling sakral di dunia sepak bola tersebut. Bahkan, pemenang pada tiap edisinya pun dilarang untuk membawa trofi yang terbuat dari emas padat 18 karat tersebut. Sebagai gantinya, mereka hanya bisa membawa pulang trofi replika. Hal tersebut dilakukan guna melindungi piala asli dari berbagai ancaman.

Melansir dari NBC Washington, keamanan dan integritas trofi Jules Rimet yang asli begitu krusial setelah sempat mendapatkan ancaman serius selama beberapa kali. Salah satunya adalah ketika invasi Mussolini dan Nasi yang sempat membuat takut Wakil Presiden FIFA, Ottorino Barassi.

Selain itu, perlindungan terhadap trofi Piala Dunia juga sebagai bentuk pencegahan terjadinya kembali peristiwa perampokan, seperti pada 1966 dan 1983.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *