Cerita Aril Montir Cilik yang Tetap Tegar Menafkahi Diri

Cerita Aril Montir Cilik yang Tetap Tegar Menafkahi Diri

tribunwarta.com – Siang itu Aurelius Adi Waru atau Aril tampak sibuk mengotak atik motor. Tangan remaja kelas 2 SMP ini terampil mengatasi kerusakan motor. Dia tahu benar tempat yang harus diperbaiki. Nyatanya Aril sudah lama belajar keahlian ini dari mendiang sang ayah yang telah tiada.

“Saya tahu cara memperbaiki mesin dari Almarhum ayah saya. Dulu waktu dia masih hidup, dia selalu mengajak saya ketika ada orang yang panggil untuk memperbaiki mesin. Dari situ saya belajar cara memperbaiki mesin baik motor maupun generator,” jelas Aril kepada tim berbuatbaik.id.

Remaja asal Manggarai Timur, NTT, ini memang terpaksa mencari nafkah dengan menjadi montir panggilan. Apalagi kini tersisa dia dan adiknya yang duduk di kelas 3 SD karena sang ibu pergi merantau ke Kalimantan selepas keluarga mereka dirundung hutang biaya pengobatan ayahnya.

“Saya terpaksa bekerja seperti ini agar saya bisa bersekolah lagi seperti teman-teman yang lainnya. Orang tua saya tidak sanggup menyekolahkan saya. Ayah saya meninggal dunia saat saya masih kelas 5 SD. Ibu saya sudah lama merantau ke Kalimantan dan sudah lama tidak memberikan kabar” lanjut Aril.

Walau telah belajar menjadi montir sejak umur 9 tahun, namun Aril tidak mau meninggalkan bangku sekolah. Menurut guru Aril, pelajar yang duduk di kelas 2 SMP ini merupakan siswa yang berprestasi dan juga pintar.

“Dia sangat berprestasi di sekolah bahkan hasil Ujian Semester kemarin dia mendapatkan nilai yang lebih baik dibandingkan teman-temannya. Kami tidak melarang dia menjadi mekanik, tapi kami akan selalu memberi motivasi agar dia tidak melupakan tugas pokoknya sehari-hari sebagai pelajar,” ucap Wali Kelas Aril, Flora Tifani.

Kini dua bersaudara ini hidup ditampung oleh keluarga dari ayahnya di Kampung Nggelok, Desa Sipi, Kabupaten Manggarai Timur. Walau harus dipaksa mandiri sedari dini, tak sekalipun Aril menyerah pada mimpinya. Tetapi terkadang dia harus menghadapi kenyataan bahwa keluarganya tidak semampu itu.

“Keluarga tentunya sangat bangga dengan bakat yang dia miliki. Namun kondisi keluarga kami sangat memperihatinkan dan jujur sebenarnya kami tidak sanggup menyekolahkan Aril ke jenjang yang lebih tinggi mengingat orang tuanya sudah meninggal dunia saat Aril masih kecil dan ibunya sudah lama merantau ke Kalimantan dan sampai saat ini belum pulang-pulang,” ungkap Kakek Aril, Kanisius Eventus.

Aril pun berharap ada keajaiban dan pertolongan yang datang untuknya agar tetap bisa bersekolah hingga universitas. Belas kasih dari sahabat baik pun kini jadi tumpuannya.

“Saya berharap semoga ada orang baik yang peduli dengan apa yang saya alami dan ingin membantu keluarga saya. Untuk ibu semoga Tuhan selalu melindungi Ibu. Ibu cepatlah pulang. Aril sangat merindukan ibu,” tutup Aril sedih.

Sahabat baik, hati tergerak melihat kemandirian dan ketegaran Aril yang tak didampingi orangtuanya. Apa lagi yang dia punya selain harapan. Sahabat baik pun bisa memenuhi harapannya untuk terus bersekolah melalui Donasi sekarang juga.

Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan.

Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang diikuti, berikut update terkininya.

Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.

Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *