Seorang pedagang pasar Pancasila, Nendah, 33, warga Ciranjang, mengatakan, kebutuhan bahan pokok di sejumlah pedagang selama ini mengalami kenaikan terutamanya terjadi pada telur semula dijual seharga Rp19-32 ribu menjadi Rp34 ribu per kilogram. Kenaikan telur yang terjadi, karena para pengusaha petelur di kota, kabupaten belum memenuhi permintaan pasar.
“Kebutuhan telur di sejumlah pasar tradisional di wilayah Tasikmalaya selama ini dikirim dari Jawa Timur (Jatim) mencapai 70 persen dan 30 persen lagi di kirim dari di Kota, Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Garut dan masih belum memenuhi pasar. Kenaikan itu dipastikan akan terus terjadi karena, beberapa pasokan berada di pasar semakin berkurang hingga sebagian para pedagang sudah tutup,” kata Nendah, Minggu, 28 Agustus 2022.
Ia mengatakan, kebutuhan bahan pokok sudah beberapa pekan harganya merangkak naik dan untuk pasokan dari luar daerah seperti halnya komoditas bawang merah, cabai, daging sapi, dan sayuran memang tak begitu banyak. Akan tetapi, untuk telur selama ini paling banyak dikirim dari Jatim, tetapi bagi para pengusaha di wilayah belum memenuhi kebutuhan pasar.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Kenaikan telur yang terjadi selama ini terus merangkak naik tapi kebutuhan bahan pokok lainnya ikut mengalami kenaikan seperti harga komoditas cabai cabai merah domba semula dijual naik Rp 85 ribu, cabai rawit merah Rp 55 ribu, cabai merah lokal Rp 60 ribu, cabai merah TW Rp 65 ribu perkg dan komoditas sayuran lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, Puspa, 33, warga Kecamatan Cikalang, mengatakan, harga telur sekarang ini mengalami kenaikan di sejumlah pedagang pasar tradisional dan harganya dari Rp32 ribu menaik menjadi Rp34 ribu per kilogram. Harga warungan dijualnya per satu butir Rp 2.500 hingga Rp3 ribu.
“Mahalnya telur yang telah terjadi sekarang ini membuat warga mengeluhkan hingga mereka ada sebagian beralih ke telur bebek karena harnya meski mahal tapi bulatan kuningnya itu besar dibanding telur ayam. Untuk harga telur bebek memang harganya tidak ada perubahan dan tetap dijual seharga Rp 2.200 per butirnya tetapi terkadang mencari pecahan,” paparnya.
(WHS)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.