Wamenkes Dante Saksono Harbuwono Dikukuhkan Jadi Guru Besar FKUI

Wamenkes Dante Saksono Harbuwono Dikukuhkan Jadi Guru Besar FKUI

Jakarta:  Universitas Indonesia mengukuhkan Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD menjadi guru besar Fakultas Kedokteran UI.  Dante dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu penyakit dalam.
 
Dante menyampaikan Indonesia perlu mempersiapkan, melaksanakan, dan berkontribusi dalam penerapan era kedokteran presisi. Hal tersebut dapat diwujudkan salah satunya dengan penerapan pemeriksaan gen secara lebih luas, baik dalam ranah pengobatan maupun penelitian.
 
Perkembangan teknologi memungkinkan hal ini, dengan harga pemeriksaan gen yang semakin terjangkau. Data gen tersebut kemudian dikombinasikan dengan berbagai karakteristik pasien di Indonesia, agar kedokteran presisi dapat diterapkan pada populasi Indonesia.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Penerapan kedokteran presisi akan memberikan layanan kedokteran yang efektif, tepat, dan hemat biaya pada setiap pasien,” ucap Dante dalam pidatonya yang berjudul “Kedokteran Presisi sebagai Masa Depan Layanan Kedokteran di Indonesia: Fokus pada Diabetes Melitus dan Kelainan Tiroid,” Sabtu, 23 Oktober 2022.
 
Dante mengatakan, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, dunia kedokteran juga mengalami perkembangan yang membawanya memasuki era baru. Pada masa mendatang juga akan memasuki era kedokteran presisi, dengan layanan kedokteran yang diberikan secara spesifik kepada masing-masing pasien berdasarkan karakteristiknya yang meliputi karakteristik gen, keluhan yang dialami pasien, kondisi atau penyakit penyerta, sifat dan kebiasaan, serta pengaruh lingkungan sekitar.
 
Menurutnya, pemberian layanan kedokteran dengan memperhatikan kombinasi berbagai karakteristik spesifik ini diharapkan menghasilkan layanan yang tepat dan optimal pada setiap pasien, baik pada tahapan pencegahan, diagnosis, dan terapi. Lebih lanjut Dante menyebutkan pelaksanaan kedokteran presisi ini dimungkinkan dengan perkembangan teknologi yang pesat, serta digitalisasi.
 
Terlebih lagi perkembangan teknologi memungkinkan pemeriksaan gen dilakukan secara lebih rutin, yang merupakan bagian penting dari perkembangan ilmu kedokteran dan pelaksanaan kedokteran presisi. Era digitalisasi memungkinkan asimilasi data gen ini dengan data-data karakteristik pasien lainnya secara digital melalui rekam medis elektronik.
 
“Kombinasi data-data ini kemudian dipakai menjadi dasar pemilihan pengobatan spesifik pada masing-masing pasien. Pada bidang endokrinologi, kedokteran presisi diterapkan pada penyakit diabetes dan berbagai penyakit tiroid,” ujar Dante.
 
Saat ini, menurut Dante, sekitar 8,5 persen dari populasi Indonesia memiliki penyakit diabetes dengan tren yang terus meningkat. Lebih dari 30 persen pasien tidak mencapai hasil pengobatan yang diharapkan.
 
Penerapan kedokteran presisi pada penyakit diabetes dapat dilihat dengan dibuatnya pengelompokan pasien diabetes yang lebih detail menjadi berbagai subgrup berdasarkan kombinasi karakteristik gen dan klinis pasien. Dengan pengelompokan detail ini, pengobatan diberikan secara spesifik pada masing-masing kelompok.
 
“Selain itu, pemberian obat-obatan pada pasien diabetes diberikan secara lebih tepat sesuai dengan kecocokan masing-masing pasien terhadap obat tertentu. Dengan berbagai hal tersebut, hasil pengobatan diabetes diharapkan lebih optimal,” kata Dante.
 
Ia mengatakan, kedokteran presisi juga diterapkan pada berbagai penyakit tersering tiroid, di antaranya hipertiroid, hipotiroid, dan juga benjolan tiroid. Pemeriksaan gen dan berbagai pemeriksaan laboratorium canggih dilakukan untuk meneliti lebih dalam penyakit-penyakit tersebut.
 
Hasil pemeriksaan kemudian dikombinasikan dengan berbagai karakteristik pasien lainnya untuk menentukan arah pengobatan yang terbaik, contohnya menentukan perlunya pembedahan atau tidak pada benjolan tiroid.
 
Dante menamatkan Program Studi Pendidikan Dokter FKUI pada 1997. Kemudian tahun 1999-2004 ia menyelesaikan Pendidikan Dokter Spesialis llmu Penyakit Dalam di FKUI dan tahun 2008 meraih gelar Doctor of Philosophy, Life Science, di University of Yamanashi, Jepang. Di tahun 2012, ia mendapat gelar Konsultan Endokrinologi Metabolisme dan Diabetes, Kolegium llmu Penyakit Dalam, Jakarta.
 
Sepanjang periode 2009-sekarang, Dante telah menghasilkan sebanyak 18 karya ilmiah hasil penelitian yang dipublikasikan nasional dan internasional dan tujuh buku. Tiga judul karya ilmiah terbarunya.
 
Pengukuhan guru besar Dante dipimpin oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).  Di deretan tamu undangan tampak hadir Wakil Presiden RI periode 2004 – 2009 dan periode 2014 – 2019, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, Menteri Kesehatan, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU.; Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jenderal TNI (HOR) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. dan ratusan undangan lainnya.

 

(CEU)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *