Tabu Terhadap Keterbukaan Finansial, Apa Benar? Ketahui Penjelasannya

tribunwarta.com – Tabu terhadap Keterbukaan Finansial: Walaupun sekarang sudah tahun 2021, tidak membuat orang auto-open minded. Masih banyak orang yang merasa bahwa keuangan adalah hal yang tabu untuk dibicarakan. Tabu karena keuangan itu adalah hal yang sensitif dan tidak pantas untuk diumbar.

Uang sering kali jadi akar dari suatu permasalahan dan banyak sekali orang yang menghindari topik ini.

Dampaknya adalah masalah yang gak kelar-kelar dengan dalih gak enak. Kalau kata orang tua atau kakek nenek kita, keuangan harus disimpan rapat dan tidak boleh ada yang tau karena bisa mengundang kejahatan, jika ada yang iri hati mendengarnya.

Apakah Saya Termasuk Orang Tabu Dalam Keterbukaan Finansial?

Diantara sekian banyak yang tidak setuju, apakah kamu salah satunya?

Tentu saja yang dimaksud disini bukan dengan membicarakan keuangan kepada orang asing. Itu sih namanya kurang kerjaan atau mau pamer.

Gak ada salahnya kita membicarakan keuangan dengan orang terdekat kita, dengan orang tua, suami atau istri atau dengan pacar yang sudah mau ke jenjang yang lebih serius.

Kenapa? Membicarakan keuangan ini untuk menghindari salah paham di kemudian hari dan membuat kita bisa menempatkan diri. Maksudnya gimana ya?

Tidak bisa dipungkiri kalau komunikasi keuangan merupakan salah satu dari sekian komunikasi yang menopang suatu rumah tangga untuk bisa bertahan karena semua sekarang serba mahal dan butuh biaya ya, gak ada yang gratis.

Kalau misalnya ada orang yang mau kasih gratis, misalnya pemberian dari mertua atau orang tua, apakah kita mau menerimanya?

Sekali-kali boleh, tapi mau sampai kapan? Selamanya? Duh kapan mandirinya?

Jadi gini, kalau dikumpulin, alasan kenapa ngomongin keuangan dengan details itu tabu, diantaranya:

    Takut dicap matre.

    Melangar privasi orang lain.

    Dianggap pelit dan perhitungan.

    Risih, gak nyaman, gak enak hati, takut jadi berdebat.

    Takut diutangin.

Tolong digarisbawahi ya kalau harapan is not part of the plan. Harapan itu awal dari kekecewaan.

Jadi jangan berharap, kita berbicara dan berpijak pada kenyataan dan fakta saja. Kalau ternyata kenyataan itu pahit, yah memang begitukan.

Makanya, suka banyak yang lari dari kenyataan dan sugarcoated the truth alias tidak bisa nerima kenyataan, bikin cerita atau suatu kondisi yang dia inginkan terus HALU.

[Baca Juga: Ingin Menikah? Pasangan Biasanya Melakukan Perencanaan Dana Pernikahan Dulu]

Maksudnya disini adalah bagaimana kita bisa membina hubungan jika tidak ada keterbukaan finansial. Ibarat beli kucing dalam karung kan ya, gak mau sampe kejadian kan dapat kejutan yang gak asyik di akhir.

Cinta boleh, tapi logika dipakai juga dalam menganalisis keadaan, terutama keuangan.

Yah kecuali dengan senang hati mau diajak susah dan janji tidak akan mengeluh, siap dengan semua kemungkinan. Siapin hati, mental baja dan tissue ya kalau sudah cinta banget and no matter what.

Bagaimana Cara Membicarakan Tentang Keuangan pada Orang Terdekat?

Cukup banyak pasangan yang sebelum atau setelah memasuki pernikahan tidak mengetahui keuangan pasangannya, mulai dari aset yang dimiliki, berapa besar gajinya, hingga berapa besar utang yang dimiliki.

Kamu bisa saja mengetahui makanan kesukaannya, ukuran sepatunya, cita-cita masa kecilnya, hingga tim sepakbola favoritnya.

Meskipun uang hanyalah sebuah alat. Namun, uang sering menjadi pemicu timbulnya konflik atau masalah antara kamu dan pasangan. Memahami kondisi keuangan pasangan merupakan hal yang penting.

[Baca Juga: 5 Tips Hemat yang Suka Dilupakan Oleh Banyak Pasangan Muda]

Bagaimana caranya membicarakan keuangan pada orang terdekat secara dewasa dan meminimalkan perdebatan? Hal tersebut akan dibahas pada bagian di bawah ini, diantaranya:

#1 Bersikap Terbuka

Uang merupakan salah satu topik yang sensitif untuk didiskusikan secara terbuka. Alasannya, pasangan kamu mungkin merasa tidak nyaman untuk membicarakan uang.

Ada banyak alasan mengapa mereka tidak merasa nyaman, diantaranya pasangan menganggap itu akan mengganggu privasinya, merasa malu, merasa diluar kontrol, tidak merasa cukup berpendidikan, atau mereka berpikir itu bukan suatu hal yang harus dibicarakan.

[Baca Juga: Sukses Menempuh Hidup Baru, Begini Tips Keuangan Bagi Pasangan Baru]

Dalam membangun suatu hubungan, dalam kasus ini adalah rumah tangga, memerlukan sebuah komitmen dan salah satu hal yang terpenting adalah keterbukaan, apalagi tentang kondisi keuangan.

Sengaja atau tidak, yang paling sering dilakukan oleh pasangan adalah tidak bersikap terbuka mengenai sumber pemasukan dan pengeluaran, juga saling terbuka mengenai aset dan utang yang dimiliki.

Seharusnya tidak perlu malu dan bersikap terbuka, karena toh kamu akan menghabiskan hidup bersamanya. Untuk itu, mulailah terbuka satu sama lain mengenai kondisi keuangan kalian berdua.

#2 Tetapkan Tujuan Keuangan

Selain terbuka mengenai keuangan, hal lain adalah keterbukaan dan kejujuran mengenai tujuan keuangan yang ingin kamu capai, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan bersama.

Yang penting harus kompak dalam menentukan visi dan prioritas keuangan yang ingin dicapai.

Walaupun sudah menikah, tentu masing-masing punya kepentingan sendiri, bisa jadi ada yang ingin melanjutkan studi S2 atau liburan tapi beda destinasi.

#3 Open Mind

Awal permasalahan keuangan terjadi karena ketidaktahuan dalam mengelola keuangan. Saling menyalahkan satu sama lain dan ngeyel.

Cobalah untuk membuka pikiran bahwa mengelola keuangan tidak hanya dari pasangan tapi tugas bersama.

Sangat diperlukan untuk mengetahui bagaimana cara mengendalikan uang dan memakainya, agar uang yang kamu mau dapatkan berkembang dan tidak habis begitu saja.

Kamu bisa memulai berinvestasi untuk masa depan bersama. Mengelola keuangan secara bijak, akan memudahkan nantinya di masa tua.

Orang yang tertutup pola pikirnya akan cenderung membela diri dari kesalahan. Dengan pikiran yang terbuka dan sama-sama ingin belajar dalam mengelola keuangan, maka masalah keuangan akan dapat diselesaikan secara bersama.

[Baca Juga: Bagaimana Prioritas Keuangan Pasangan Tua? Apakah Sama Seperti Umumnya?]

#4 Kesepakatan Bersama

Hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan adalah mulai dengan membuat anggaran bulanan dan mencatat anggaran keuangan. Dengan memiliki catatan keuangan seperti ini, umumnya dapat membagi menjadi beberapa bagian, seperti pengeluaran rutin, membayar cicilan, investasi dan jajan.

Kemudian sepakati bersama, pengeluaran tersebut mau dari rekening mana, rekening atas nama siapa, begitu juga rekening investasi. Semua disepakati bersama. Konsistenlah dalam mengelola keuangan bersama.

Tentu kamu sudah mengetahui bahwa sebagian besar pemicu keretakan rumah tangga dipicu oleh masalah keuangan. Untuk itu, mulai dari sekarang lebih baik Anda dan pasangan menyiapkan kebiasaan yang baik untuk mengelola keuangan bersama agar nantinya terbiasa.

Pakai kode CUAN50 untuk dapatkan diskon Rp50.000 jika Anda berlangganan 1 tahun.

Persiapkan Diri Sebaiknya

Pernikahan merupakan suatu hal yang sakral, karena kamu akan menghabiskan hidup bersama pasangan.

Ada baiknya kamu pikirkan dan mempersiapkan diri dengan matang untuk saling terbuka dan jujur, khususnya tentang kondisi keuangan satu sama lain. Karena tidak bisa disangkal, kondisi keuangan yang baik itu menjadi pemicu hubungan yang harmonis.

Share artikel ini ke teman atau saudaramu, biarkanlah mereka juga mengetahui informasi ini, terima kasih!

Sumber Referensi:

    Audian Laili. 9 Desember 2018. Tak Perlu Sungkan Terbuka Soal Keuangan Saat Pacaran. Mojok.co – https://bit.ly/2YadKL8

    Chandra W. 26 Oktober 2017. Alasan Kenapa Ngomongin Soal Uang dengan Pasangan Sebelum Menikah Itu Penting. Yukepo.com – https://bit.ly/2vN2S9S

    Admin. 28 November 2018. Begini Caranya Ngomongin Uang Dengan Calon Pasangan Hidup. Dbs.com – https://bit.ly/2EytVw8

    Fitriana Monica Sari. 24 April 2019. Kenapa Kamu Harus Tahu Kondisi Keuangan Pasangan?com – https://bit.ly/2H9Eg0l

Sumber Gambar:

    Keterbukaan Finansial – https://bit.ly/2HfzjD0

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *