Survei Litbang “Kompas”: Bandung Jadi Kota Metropolitan dengan Indeks Literasi Ekonomi Digital Tertinggi

Survei Litbang “Kompas”: Bandung Jadi Kota Metropolitan dengan Indeks Literasi Ekonomi Digital Tertinggi

tribunwarta.com – Litbang Kompas melalui surveinya yang bertajuk Indonesia Digital Economy Literacy Index 2022, memotret tren dan pertumbuhan literasi ekonomi digital di Kota dan Kabupaten di Tanah Air.

Dalam survei tersebut tercatat, bahwa Kota Bandung jadi kota metropolitan yang indeks literasi ekonomi digitalnya tertinggi sebesar 5,3, disusul oleh Kota Bekasi, Jakarta Selatan, Depok, dan Tanggerang Selatan.

Kemudian untuk kategori kota besar, Kota Malang jadi kota dengan indeks literasi ekonomi digitalnya tertinggi sebesar 4,95 disusul oleh Kota Balikpapan, Cimahi, Surakarta, dan Denpasar. Sementara dari sisi kategori kota sedang, Kota Yogyakarta menjadi kota yang literasi ekonomi digitalnya tertinggi sebesar 5,31 disusul oleh Madiun.


“Berdasarkan survei tersebut kami melihat Kota Banda Aceh, Malang, dan Bandung berpotensi menjadi daerah yang maju secara digital sementara Tabanan masih perlu upaya ekstra untuk maju,” ujar GM Litbang Kompas Ignasius Kristanto dalam bincang Indonesia Digital Economy Conference Langkah Tepat Wujudkan Target Transformasi Digital 2025, yang disiarkan oleh Lazada bersama Kompas, di Jakarta, Selasa (29/11/2022).

Dalam survei tersebut dipaparkan pula apa saja kekhawatiran masyarakat ketika menggunakan internet atau aplikasi digital.

Tercatat, mayoritas masyarakat khawatir menggunakan aplikasi digital lantaran takut tertipu oknum penjual. Kemudian ada juga yang khawatir tidak ada jaminan produk ketika membeli secara online dan kualitas barang tidak tahan lama.


Sementara ketika disurvei tentang apa saja harapan masyarakat agar sering memanfaatkan digital dalam transaksi ekonomi, mayoritas (48,8 persen responden) menjawab mereka berharap diberi dukungan wifi untuk publik.

“Tak sedikit juga mereka berharap agar diadakan pelatiham terkait ilmu teknologi, informatika, dan komunikasi (TIK), adanya jaminan keamanan saat bertransaksi, hingga berharap infrastruktur jaringan bisa meningkat,” paparnya.

Sebagai informasi survei yang diselenggarakan pada Mei-Oktober 2022 dilakukan menggunakan metode penelitian kualitif dan kuantitatif dengan melibatkan 1.200 responden yang berasal dari 9 kota dan 9 kabupaten.

Selain itu untuk anilisis data sekunder penilitan ini memakai 514 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *