“Hal ini terindikasi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru kuartal III-2022 sebesar 88,1 persen, lebih rendah dibandingkan 96,9 persen pada kuartal sebelumnya,” ungkap hasil survei yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Jumat, 21 Oktober 2022.
Berdasarkan jenis penggunaan, melambatnya pertumbuhan kredit baru terjadi pada mayoritas jenis kredit, terindikasi dari SBT positif yang sedikit lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, yaitu pada kredit modal kerja (SBT 70,3 persen) dan kredit investasi (SBT 81,4 persen).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sementara itu, kredit konsumsi (SBT 76,5 persen) tumbuh lebih tinggi didorong oleh hampir seluruh jenis kredit konsumsi, kecuali kartu kredit yang tumbuh melambat.
Secara sektoral, SBT pertumbuhan penyaluran kredit baru terutama terjadi pada sektor Jasa Perantara Keuangan dengan SBT sebesar 91,6 persen, diikuti oleh sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan SBT masing-masing sebesar 74,1 persen dan 64,8 persen.
Pada kuartal IV-2022, secara kuartal (qtq), penyaluran kredit baru diprakirakan tumbuh meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini terindikasi dari SBT prakiraan permintaan kredit baru kuartal IV-2022 sebesar 90,0 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan 88,1 persen pada kuartal sebelumnya.
Adapun prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru kuartal IV-2022 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi. Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit kepemilikan rumah/apartemen masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.
“Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada kuartal IV-2022 diprioritaskan pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran, sektor Industri Pengolahan, dan sektor Perantara Keuangan,” pungkas survei BI.
(HUS)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.