Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi, telah mengusulkan agar Ki Hajar mendapat penghargaan dan dinobatkan sebagai tokoh pendidikan atas pengabdiannya lebih dari 50 tahun.
“Pertama, pengabdian dia yang sudah hampir setengah abad. Terus kedua, muncul tanpa pamrih. Ketiganya, tantangan di era mengajar itu tidak mudah, tapi tantangan jarak lokasi untuk turun mencerdaskan anak-anak bangsa luar biasa perjuangannya,” kata Dedi saat dihubungi via telepon, Minggu, 14 Agustus 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia mengaku hal itu menjadi alasan Disdik untuk mengusulkan Ki Hajar kepada Pemprov Jabar menjadi tokoh pendidikan. Hal itu dinilai wajar, mengingat perjuangan Ki Hajar yang memiliki peran dalam dunia pendidikan di Jabar dan sepatutnya diberikan apresiasi.
“Kita usulkan mendapatkan penghargaan. Wajarlah pemerintah daerah memberikan penghargaan kepada sosok guru yang mengabdi tanpa pamrih,” sahut Dedi.
Baca: Pemkab Jayapura Sebut Masih Kekurangan 514 Guru
Diakui Dedi, pihaknya tentu tak berupaya sendiri dalam mewujudkan hal itu. Disdik Jabar menggandeng tim penilaian kinerja daerah yang terdapat bagian kepegawaian untuk menilai sosok Ki Hajar.
Rencananya, lanjut Dedi, pemberian penghargaan itu diusulkan bertepatan pada peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 atau saat memperingati Hari Guru Nasional pada 25 November mendatang.
“Sudah kita usulkan ke Pak Gubernur. Apakah nanti pemberian penghargaannya saat 17 Agustus atau Hari Guru. Kita masih menunggu (jawaban dari Ridwan Kamil),” ungkapnya.
Hadjarudin Supiana merupakan guru honorer yang mengabdi di SD Negeri Babakan Sirna, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Lebih dari 50 tahun Ki Hajar mengabdi sebagai guru honorer, dan belum memiliki kesempatan diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau bahkan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Kehidupan Ki Hajar pun jauh dari kata cukup. Dengan honor sebesar Rp350 ribu setiap bulan, namun kondisi tersebut tak menyurutkan semangatnya untuk tetap mengajar. Bahkan, ia rela berjalan kaki setiap hari dari rumah menuju sekolah dengan jarak sekitar 5 kilometer dengan kondisi jalan yang rusak dan terjal.
Sosok Ki Hajar pun menginsipirasi para seniman di Jabar, salah satunya yang memiliki hobi perfilman. Kisah Ki Hajar diangkat menjadi sebuah film dokumenter oleh Masagi Pictures Indonesia sebagai upaya membuka mata kepada semua pihak atas kondisi guru honereR.
Film tersebut ditayangkan untuk pertama kali di Gedung Majestic Bandung pada 9 Agustus 2022.
“Kami bersyukur, upaya yang dilakukan kami tentunya mendapat perhatian dari semua kalangan. Terima kasih juga kepada media yang turut meliput kegiatan kemarin sehingga semakin membuka mata kepada pihak-pihak yang berkecimpung didunia pendidikan,” ujar Boim Jalu selaku selaku Director dan Script Writer Masagi Pictures Indonesia.
(NUR)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.