Sebelum Terlambat, Lakukan 5 Tes Kesehatan Pria Ini Sejak Dini!

Sebelum Terlambat, Lakukan 5 Tes Kesehatan Pria Ini Sejak Dini!

tribunwarta.com – Para lelaki, tahukah kalian bahwa tes kesehatan pria sangat penting dilakukan sejak dini guna menghindari penyakit menyusahkan di masa depan?

Tes kesehatan pria cenderung disepelekan oleh kaum adam. Namun, ketika masa penyakit itu menyerang, tentu kondisi ini akan sangat menyusahkan. Ketahui sejak dini sebelum terlambat dan lakukan setiap tes kesehatan pria melalui pembahasan berikut ini!

Rubrik Finansialku

Pentingnya Tes Kesehatan Pria

Para pria cenderung menjadi tulang punggung dalam keluarga dan memiliki aktivitas yang padat.

Pernahkah kamu berpikir bahwa tubuhmu telah menopang setiap kegiatan rutinmu setiap hari dengan sangat baik namun seiring berjalannya waktu tubuhmu mengalami penurunan fungsi?

Entah itu berasal dari luar tubuh seperti makanan kotor yang masuk, bakteri atau kuman yang terhirup atau pun berbagai pola hidup yang tidak sehat bagi tubuh jasmanimu?

Meski sudah minum vitamin dan menjaga pola makan dengan sedikit “cheating” setiap minggunya, apakah kamu yakin bahwa kondisi organ tubuhmu sedang dalam keadaan yang sehat?

Tak jarang para pria mengabaikan kondisi kesehatan mereka dan mengesampingkan pentingnya medical check up untuk mengetahui penyakit yang diidap sejak dini dan menghindari berbagai penyakit yang nantinya bisa membahayakan.

Tahukah kamu bahwa ada banyak penyakit yang mengakibatkan kematian yang menyerang para pria dan dapat diketahui sejak dini dengan cek kesehatan rutin?

Berikut ini berbagai tes kesehatan pria yang perlu kamu ketahui sejak dini untuk meminimalkan gejala penyakit yang bisa menyusahkanmu kelak.

#1 Ketahui Tingkat Stres Dari Mood

Tahukah kamu bahwa kematian pria karena bunuh diri di usia 20 hingga 34 meningkat, bahkan kini batasannya melebar hingga usia 45?

Ini dikarenakan tingkat stress dan frustrasi yang meningkat.

Ketahui gejala umumnya jika ini terjadi pada dirimu, antara lain: masalah tidur, timbulnya perasaan putus asa dan kesedihan yang dirasa ekstrem, rasa kelelahan, hilangnya minat serta dorongan seks yang rendah.

[Baca Juga: 10 Prinsip dari Dale Carnegie untuk Negosiasi Harga Properti dengan Tingkat Keberhasilan Tinggi]

Jika diperlukan kamu dapat menghubungi dokter jika tingkat stresmu semakin tinggi dan mengganggu rutinitas.

Untuk menanggulanginya sejak dini, olahraga setidaknya 4 kali dalam seminggu dapat menjadi anti depresan yang manjur sebagai penangkal dan menanggulangi depresi di tingkat rendah hingga menengah.

#2 Periksa Tekanan Darah

Tekanan darah yang tinggi memang akan membawa pada penyakit berat seperti stroke, penyakit jantung, termasuk sakit ginjal.

Salah satu cara untuk mengetahui tekanan darah adalah dengan mengeceknya ke dokter dengan alat tensi meter. Jika kamu punya dana lebih, kamu dapat membelinya sendiri namun perlu mengetahui cara kerja dari alat tersebut.

Apabila kamu rutin mendonorkan darah, biasanya tekanan darahmu akan dicek sebelum mendonorkan sebagian darahmu. Dengan demikian kamu dapat mengetahui secara reguler tekanan darahmu apakah dalam kondisi normal atau perlu pengobatan berlanjut dari dokter.

[Baca Juga: Pebisnis Kalau Mau Sukses Harus Punya Program Kerja, Berikut ini Tips Menyusun Program Kerja]

Umumnya, orang dewasa dengan kondisi tubuh sehat memiliki tekanan darah normal sekitar 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg.

Angka 120 dan 90 menunjukkan tingkat tekanan ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh atau biasa disebut tekanan sistolik.

Sementara angka 80 dan 60 berarti tingkat tekanan saat jantung beristirahat sejenak sebelum kembali memompa lagi, atau kerap disebut tekanan diastolik.

Menjaga tekanan dara dalam keadaan normal sangat penting, jangan sampai terlalu tinggi atau pun terlalu rendah.

Untuk menghindari tekanan darah yang tinggi, usahakan untuk berolahraga setiap minggunya dan kurangi asupan garam serta menghindari minuman beralkohol.

#3 Tes Kesehatan Mata

Glaukoma adalah kerusakan saraf mata yang menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata.

Biasanya penyakit ini sering terjadi pada usia 60 tahun tapi tak jarang di usia 40 tahun juga penyakit ini bisa menyerang penderitanya.

[Baca Juga: Penuhi Kepuasan Pelanggan Dengan Mengenali Karakter Pelanggan Agar Strategi Promosi Berhasil]

Dilansir dari Hellosehat.com, berikut ini gejala umum terjadinya penyakit glaukoma:

    Glaukoma sudut terbuka: Awalnya tidak timbul gejala. Namun, Anda mungkin melihat blind spot yang berupa area kecil pada penglihatan tepi atau pusat Anda. Keluhan yang muncul dapat berupa seperti penglihatan mengerucut ke depan seperti terowongan atau melihat titik kehitaman yang melayang mengikuti gerakan bola mata.

    Glaukoma sudut tertutup: Gejala yang muncul berupa sakit kepala berat, nyeri mata, mual dan muntah, penglihatan kabur, lingkaran halo di sekitar cahaya dan mata merah.

    Glaukoma kongenital (bawaan lahir): Kondisi tekanan pada bola mata ini terjadi pada bayi baru lahir. Anda dapat mengetahuinya dalam setahun pertama kehidupan. Kontrol ke dokter spesialis anak secara teratur.

    Glaukoma sekunder: Disebabkan oleh penyakit lain. Gejala dan tandanya mirip dengan glaukoma lainnya.

Jika kamu sudah menginjak usia 40 tahun, kamu disarankan untuk melakukan skrining unguk melihat tanda-tanda terjadinya penyakit ini untuk meminimalkan gejalanya semakin parah pada masanya.

#4 Tes Kesehatan Kulit

Melanoma adalah salah satu penyakit kanker mematikan yang menyerang kulit dan dapat dideteksi sejak dini. Melanoma muncul ketika sel melanosit (sel penghasil pigmen warna kulit) tumbuh mengganas secara abnormal menjadi kanker.

Gejala umumnya biasa ditandai dengan munculnya bintik berwarna gelap mirip tahi lalat biasa yang berubah ukuran, bentuk, atau warna.

Pada awalnya mungkin agak sulit membedakan manakah tahi lalat normal dan tahi lalat yang bisa berubah menjadi kanker kulit melanoma.

[Baca Juga: Online Pajak, Platform yang Mempermudah Wajib Pajak Dalam Melaksanakan Kewajiban Perpajakan]

Hellosehat.com merangkum gejala yang biasa muncul dari penyakit kanker melanoma berikut ini:

    Asymmetry (ukuran dan bentuk tidak simetris): Tahi lalat normal memiliki bentuk simetris sempurna, ukuran pinggirannya akan sama besar di bagian kiri dan kanan. Tahi lalat gejala kanker kulit melanoma memiliki bentuk dan ukuran yang tak beraturan, karena sel pada salah satu sisinya bertumbuh lebih cepat daripada yang lain.

    Border (pinggirannya tak rata): Tepian tahi lalat normal akan memiliki batasan yang jelas, Anda bisa melihat di mana warna kulit Anda asli berakhir dan di mana warna kecokelatan khas tahi lalat dimulai. Tahi lalat kanker melanoma memiliki pinggiran yang acak dan tampak kabur, kadang bergerigi seperti seseorang yang mewarnai di luar garis.

    Color (warna berbeda): Tahi lalat normal memiliki warna yang solid dan sama rata di segala sisinya, cokelat tua saja atau cokelat muda saja, atau hitam pekat. Jika tahi lalat Anda memiliki corak warna yang beragam di satu lokasi, ini mungkin gejala kanker kulit melanoma. Misalnya, di tengah berwarna merah muda yang berangsur menggelap kemerahan di pinggirannya, atau kebalikannya (tahi lalat berwarna merah saja atau pink saja termasuk normal). Tahi lalat kanker juga dapat menunjukkan bercak warna yang berbeda sama sekali di satu tempat, misalnya merah, putih, keabuan dalam satu tahi lalat.

    Diameter (ukuran): Tanda lahir yang normal akan tetap berukuran sama sepanjang waktu. Sebuah tahi lalat yang bertumbuh membesar tiba-tiba, lebih besar dari 6 mm, dapat menandakan kanker melanoma. Apalagi jika tahi lalat benar-benar baru muncul dan langsung membesar.

    Evolve (berkembang dan berubah): Tahi lalat yang berubah warna, ukuran, tekstur, dan bentuk sehingga terlihat sangat berbeda diban

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *