Saran Menparekraf Sandiaga Uno untuk Pelaku Ekraf di Bukit Tinggi

Saran Menparekraf Sandiaga Uno untuk Pelaku Ekraf di Bukit Tinggi

Bukit Tinggi: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertandang ke Kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Kunjungan tersebut dalam rangka Workshop Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia.

Kota Bukit Tinggi merupakan lokasi ke-19 dari rangkaian program Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia tahun 2022. Menparekraf Sandiaga pun langsung terngiang dengan kota ini.

”Saya kalau ke Bukit Tinggi, kepikiran kulinernya, makan nasi kapau. Selain jam gadang, kuliner menjadi potensi astronomi kita,” kata Menparekraf Sandiaga dalam sambutannya.

Untuk memajukan potensi yang dimiliki Kota Bukit Tinggi, Menparekraf Sandiaga menitipkan tiga hal yaitu inovasi meliputi amati, tiru dan modifikasi, kedua digitalisasi dan ketiga kolaborasi.

Kota Bukit Tinggi dinilai memiliki potensi besar pada sektor ekonomi kreatif yaitu pada subsektor kuliner, fesyen, dan kriya. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai peluang pengembangan usaha oleh pelaku ekraf. Dengan bekal kreativitas dan inovasi, pelaku ekraf (ekraf) dapat memanfaatkan teknologi untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Pada subsektor kuliner memiliki ragam olahan makanan, di antaranya nasi kapau, itiak lado mudo, ampiang dadiah, dan kopi kawa daun. Selain itu Kota Bukit Tinggi juga memiliki beberapa potensi kriya yang memiliki cerita sejarah tersendiri seperti bordiran kerancang dan juga sulam ampek angkek.

Hasil dari kerajinan kriya kerap kali dimanfaatkan oleh pelaku subsektor fesyen untuk dipadupadankan menjadi sebuah busana sederhana. Selain itu juga dapat dipakai dalam aktivitas sehari-hari maupun mengikuti ajang bergengsi.

Workshop tersebut diselenggarakan di Balairung Rumah Dinas Wali Kota Bukit Tinggi. Adapun peserta yang dapat mengikuti kegiatan workshop adalah pelaku ekonomi kreatif yang berada di Kota Bukit Tinggi dengan jumlah peserta sebanyak 35 orang. Mereka terbagi atas pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner, fesyen, dan kriya.

Kepada awak media, Sandi menjelaskan, pengembangan ekonomi kreatif saat ini tidak bisa dibiarkan seperti sebelum pandemi, karena harus terinovasi dan teradaptasi dengan digitalisasi. Karena itu, Workshop KATA Kreatif di Bukit Tinggi memfasilitasi pelatihan digital marketing seperti pembuatan konten, agar produk yang dipasarkan lebih menarik saat dipromosikan terutama di kanal media sosial.

“Berdasarkan data, analisa kami, produk UMKM yang sudah di-endorse secara digital oleh pak wali dan saya mengalami peningkatan penjualan 35 sampai 45 persen,” tambah Sandi.

Untuk dapat mengikuti workshop pelaku ekraf wajib mendaftarkan diri melalui website katakreatifindonesia.com dan melampirkan bukti surat keterangan sudah mejalankan usaha selama minimal enam bulan dari pemerintah setempat. Pendaftaran melalui website ini merupakan bagian dari strategi inovasi penggunaan teknologi big data untuk menggarap dan membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Melalui penyelenggaraan workshop ini, diharapkan juga dapat mengakselerasi pengembangan ekonomi kreatif di Kota Bukit Tinggi. Kemenparekraf/Baparekraf juga terus mendorong penguatan ekosistem ekonomi kreatif secara lebih komprehensif di Kota Bukit Tinggi. Salah satunya dengan mengikuti rangkaian kegiatan Penilai Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I), sehingga subsektor ekraf unggulan dapat terpetakan agar lebih fokus dan terarah dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga tampak didampingi oleh Wali Kota Bukit Tinggi Erman Safar. Tidak hanya itu, Ogiv Ghifari hadir sebagai narasumber untuk berbagi pengalaman, memberi materi pembelajaran terkait optimalisasi sumber daya manusia dan pemasaran di Kota Bukit Tinggi.

Dengan terlaksananya workshop di Kota Bukit Tinggi ini diharapkan para pelaku usaha ekraf dapat meningkatkan kapasitas yang telah dimiliki sehingga dapat bersaing dan dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.
(FIR)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *