tribunwarta.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup turun, dipicu China yang mencabut larangan impor batu bara dari Australia.
Rupiah ditutup melemah 34 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp15.617 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.583 per dolar AS.
“Rupiah kembali tertekan oleh sentimen risk off domestik dengan terjadi sell off di bursa, bertolak belakang dengan bursa lainnya di Asia yang hampir semua positif,” kata Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Risk off adalah kondisi di mana investor lebih cenderung untuk menghindari risiko. Sebaliknyarisk on adalah kondisi di mana pelaku pasar memilih untuk mengambil risiko.
Menurut Lukman, rencana China untuk mengakhiri larangan impor batu bara dari Australia berpotensi menurunkan pendapatan ekspor Indonesia.
“Terlebih perlambatan global diperkirakan akan menekan harga komoditas, terutama energi,” ujar Lukman.
China telah melonggarkan sebagian larangan tidak resmi atas impor batu bara Australia. China mengizinkan tiga utilitas yang didukung pemerintah pusat dan pembuat baja utamanya untuk melanjutkan impor batu bara dari Australia.
Beijing sebelumnya memberlakukan larangan tidak resmi perdagangan batu bara dengan Canberra pada 2020 lalu.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp15.584 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.582 per dolar AS hingga Rp15.625 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menguat ke posisi Rp15.610 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.615 per dolar AS.