tribunwarta.com – JAKARTA, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, rokok merupakan komponen pengeluaran terbesar kedua bagi rumah tangga di perkotaan dan pedesaan.
“Ini menimbulkan suatu dilema mengenai bagaimana kita bisa memengaruhi konsumsi rumah tangga agar lebih memprioritaskan barang-barang yang memang lebih bergizi atau lebih dibutuhkan, terutama anak-anak, sehingga mereka bisa tumbuh menjadi sehat dan produktif, serta baik,” kata dia dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (12/12/2022).
Dia menuturkan, ada beberapa dampak negatif rokok terhadap rumah tangga. Berdasarkan hasil studi PKJS UI pada 2018, meningkatnya pengeluaran rokok 1 persen akan meningkatkan kemungkinan rumah tangga menjadi miskin sebesar 6 persen.
“Rumah tangga miskin rata-rata mengeluarkan Rp246.382 per bulannya untuk rokok,” ujarnya.
Menurutnya, pengeluaran tersebut sebenarnya bisa dialihkan ke belanja yang lebih berguna dan prioritas. Misalnya, membeli bahan makanan, seperti tahu dan tempe, sehingga meningkatkan gizi rumah tangga miskin.
Editor : Jujuk Ernawati