Rayakan 50 Tahun Hubungan Bilateral, Indonesia-Bangladesh Jajaki PTA

Rayakan 50 Tahun Hubungan Bilateral, Indonesia-Bangladesh Jajaki PTA

Jakarta: Kemitraan Indonesia dan Bangladesh sudah memasuki usia ke-50 tahun. Dalam rentang waktu itu, kerja sama kedua negara semakin diperkuat, salah satunya di bidang ekonomi.
 
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, ada tren yang menggembirakan dalam hubungan perdagangan dengan Bangladesh.
 
“Perdagangan kami tahun lalu melampaui angka pra-pandemi, mencapai lebih banyak dari USD3 miliar,” ucap Menlu Retno dalam pernyataan bersama dengan Menlu Bangladesh, A.K Abdul Momen, di Jakarta, Senin, 18 Juli 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ia mengatakan bahwa pada Januari hingga Mei tahun ini saja, perdagangan bilateral Indonesia-Bangladesh meningkat hingga 30 persen.
 
“Untuk meningkatkan volume perdagangan kita, Indonesia dan Bangladesh sedang bekerja erat untuk menyimpulkan negosiasi Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA),” serunya.
 
Menlu Retno menambahkan, kedua negara juga sepakat memperluas kerja sama di industri strategis, sektor transportasi dan industri halal. Sedangkan di bidang investasi, kedua menlu berkomitmen mendekatkan BUMN dan perusahaan sektor swasta.
 
“Saya juga berbagi minat perusahaan Indonesia untuk mempertahankan dan memperluas kehadiran mereka di Bangladesh. Salah satu perusahaan, Pertamina Power Indonesia (PPI), siap untuk mendukung proyek pembangkit listrik di Bangladesh,” imbuh Menlu Retno.
 
Baca:  Pertamina Perpanjang Kerja Sama Proyek Pembangkit di Bangladesh
 
Dalam kesempatan yang sama, Menlu Momen menuturkan, hubungan Indonesia-Bangladesh saat ini berada dalam masa yang sangat membanggakan. Namun, kata dia, kedua negara harus terus meningkatkan kerja sama tersebut.
 
Di bidang perdagangan, imbuhnya, ia ingin agar Indonesia dan Bangladesh dapat segera menyepakati PTA. “Mudah-mudahan PTA dapat memajukan perdagangan kita,” katanya.
 
Ia menambahkan, Bangladesh juga memiliki keinginan untuk memperluas kerja sama di bidang pertanian, pariwisata, kesehatan, makanan, produk halal, konektivitas dan perikanan. Menlu Momen mengatakan bahwa Bangladesh merupakan produsen ikan air tawar terbesar ketiga di dunia.
 
“Kami memiliki banyak keahlian, dan mudah-mudahan dapat berbagi keahlian itu dengan Indonesia,” pungkasnya.
 

(WIL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *