Psikolog klinis anak dan remaja dari Universitas Indonesia (UI) mengatakan orang tua atau orang dewasa di sekitar remaja perlu mengasah kepekaan melihat perubahan sikap anak. Hal itu demi membantu menjaga kesehatan jiwa mereka.
“Misalnya ada perubahan sikap dari yang bersemangat melakukan aktivitas sampai hanya ingin tidur tiduran saja atau main game di komputer atau handphone,” kata Winny dikutip dari Antara, Senin, 10 Oktober 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Winny menyebut perubahan lain yang patut diwaspadai ialah suasana hati anak atau remaja yang menjadi mudah marah atau sedih. Juga perubahan cara berkomunikasi di mana anak yang biasanya gemar bercerita kini lebih tertutup dan menyendiri.
Dia menyebut ketika orang dewasa atau orang tua sudah peka terhadap perubahan anak, langkah selanjutnya membangun komunikasi yang sehat dengan anak atau remaja. Winny menyebut perlu ada waktu khusus untuk bercerita dengan anak.
Winny menyebut topiknya bisa apa saja. Mulai dari kehidupan anak, keseharian orang tua, hingga berita di lingkungan sekitar.
“Komunikasi ini tentunya perlu dijaga terus menerus dan tidak hanya dilakukan satu atau dua kali saja,” ujar dia.
Dia mengatakan meluangkan waktu luang untuk bercengkerama saja tidak cukup. Winny mengajak orang tua atau orang dewasa di sekitar anak dan remaja mengajak mereka melakukan aktivitas yang melibatkan motorik.
“Misalnya olahraga bersama, jalan, piknik dan sebagainya karena kesehatan mental juga dijaga melalui kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur,” ujar dia.
Winny menyebut selama pandemi ada berbagai masalah yang kerap muncul pada remaja. Seperti penurunan melakukan minat, kehilangan motivasi pada kegiatan, atau pembelajaran.
Selain itu, kurang berkembangnya keterampilan sosial yang seharusnya sudah dimiliki oleh anak pada usianya. Hal ini juga dapat memengaruhi kondisi emosional mereka.
(REN)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.