tribunwarta.com – Prof Rhenald Kasali menuturkan bahwa era disrupsi bergerak di antara tiga hal ini: e-commerce, logistik dan pembayaran. Sejak tahun 2021, Prof Rhenald diberikan amanah oleh Menteri BUMN Erick Thohir untuk membenahi Pos Indonesia yang sangat terkena dampak disrupsi.
Prof Rhenald mengaku sangat tertantang membenahi ini. Terlebih, Pos Indonesia sejatinya sudah memiliki kantor hingga pelosok Indonesia.
“Sebetulnya, untuk pertama kali dalam sejarah, orang tua harus belajar dari anak muda,” ujar Prof Rhenald.
Dalam video YouTube bertajuk ” Orang Tua Harus Belajar Dari Anak Muda – @rhenald_kasali | Helmy Yahya Bicara “, Prof Rhenald menuturkan bahkan dalam industri bank, pesaing mereka berasal dari luar industri seperti pembayaran digital Kredivo, dan lain sebagainya.
“Jangan lupa sekarang biaya tenaga kerja naik terus. Sementara biaya pembuatan robot semakin murah, termasuk chatbot. Kita biaya hidup semakin mahal, gimana kita akan diganti dengan mesin/robot semuanya?” ujar Prof Rhenald. “Makanya akan ada banyak orang yang sekolah tinggi tapi useless.”
Prof Rhenald memberikan contoh saat ini di setiap perusahaan yang dibutuhkan adalah skill, bisa mengoperasikan sesuatu. Jika dulu orang berpikir sekolah tinggi akan dapat pekerjaan bagus, tetapi kini yang terpenting adalah skill nya.
“Orang yang berpendidikan tinggi hanya berani di atas kertas. Ini fenomena battlefield,” tukas Prof Rhenald.
Prof Rhenald melanjutkan jika ditanya bisnis ke depan akan seperti apa maka jawabannya adalah teknologi. Kemudian prioritas orang mulai berubah, menjadi kecepatan dan kesehatan.
Prof Rhenald menambahkan bahwa saat ini dunia semakin sempit dan manusia akan bergulat dengan dunia artificial (buatan). Mulai dari hewan peliharaan buatan (Tamagochi) hingga istri buatan yang terbuat dari robot. Jika pelaku bisnis tidak bisa beradaptasi dengan ini, mereka akan kalah. Mereka harus bermain di dua kaki, ujar Prof Rhenald.
Bahkan puisi hingga coding hari ini bisa dikerjakan oleh artificial inteligence (AI).