“Harapan saya sebagai petani dengan agenda transformasi berbasis digital yaitu salah satunya produk saya bisa dipasarkan secara online,” kata seorang Petani Paprika asal Bali, Komang Witara, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Menurut dia, pemasaran secara online akan lebih besar jangkauannya. Lantaran memotong rantai pemasaran, kata dia, harga yang layak bisa dinikmati para petani.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut petani yang menggunakan metode green house untuk menanam paprikanya itu, G20 yang mengusung agenda utama pemulihan ekonomi global sangat senapas dengan harapannya. Pandemi covid-19 dan gejolak lainnya memukul seluruh sektor kehidupan, termasuk pertanian.
Ia mengaku menggantungkan sumber permodalannya dari Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program permodalan tersebut dinilai sangat membantu untuk tetap bercocok tanam. Sehingga, dalam 12 bulan, dirinya mendapatkan omzet bruto Rp120 juta.
Sebagai petani asli Pulau Dewata, ia mengharapkan pelaksanaan KTT G20 berlangsung lancar. KTT ini merupakan kebanggaan Indonesia, khususnya warga Bali.
“Bali bukan sekali ini saja menjadi tuan rumah event internasional. Sebagai warga Bali sangat bangga dan berharap event ini berlangsung sukses. Dengan suksesnya acara semakin membuat Bali menjadi terkenal sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di dunia,” papar dia.
Kesuksesan G20, lanjut dia, akan mendatangkan banyak manfaat, contohnya sektor pariwisata. Turunannya memicu peningkatan permintaan produk pertanian.
“Sehingga berdampak pada perekonomian masyarakat, khususnya saya sebagai petani pastinya sangat berpengaruh pada permintaan dan harga produk saya,” jelasnya.
Ia mengatakan pemerintah pusat dan daerah harus benar-benar memanfaatkan G20 untuk dapat mempromosikan produk dalam negeri ke pasar global. “Saran saya untuk pemerintah daerah Bali agar lebih memperkenalkan produk pertanian lokal yang khas dan berkualitas untuk para delegasi G20,” ungkap dia.
(AGA)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.